Ari Ambo Dengar Suara Helen dari Percakapan Telepon

JAMBI – Fakta mengejutkan terungkap dalam sidang lanjutan kasus peredaran narkoba jenis sabu dan ekstasi di Pengadilan Negeri Jambi. Seorang saksi bernama Arifani alias Ari Ambo memberikan kesaksian bahwa dirinya dihubungi oleh seseorang bernama Dinding untuk menjalin kerja sama dalam menjual sabu dan ekstasi.

Dalam kesaksiannya di hadapan majelis hakim yang dipimpin Dominggus Silaban, Ari Ambo menyebut bahwa Dinding awalnya menawarkan kerja sama dengan jumlah besar. “Awalnya dia tawarkan 20 kg sabu, saya tolak. Saya minta turun jadi 10 kg, itu juga ditolak. Akhirnya kami sepakat ambil 4 kg,” ungkap Ari Ambo.

Ari Ambo mengaku, setelah kesepakatan awal itu, komunikasi berlanjut untuk pengambilan 4 Kg sabu dan ekstasi sebanyak 2.000 butir di kawasan Pulau Pandan. “Saat itu langsung sepakat harga. Kata Dinding, bos bilang Rp450 juta per kilo sabu dan Rp160 ribu per butir ekstasi,” lanjutnya.

Setelah barang diterima oleh anak buah Ari Ambo, narkoba tersebut diedarkan melalui seseorang bernama Ahmad Yani di wilayah Tanjab Barat. Sementara, hasil penjualan narkoba ditransfer secara bertahap melalui layanan Brilink milik saksi lain bernama Komaruddin.

BACA JUGA:Pembunuh Sopir Travel Matnur, Divonis 19 Tahun Penjara

BACA JUGA:Kuasa Hukum Minta 3 Lembaga Negara Awasi Sidang Deniel Candra

Dalam persidangan tersebut, Ari Ambo juga menyebut nama Helen sebagai sosok yang disebut-sebut oleh Dinding dalam percakapan telepon waktu itu. “Saya tidak memakai bendera lain selain Helen. Nama Helen sudah lama saya dengar,” ujarnya.

Ia juga menyatakan bahwa dalam percakapan telepon dengan Dinding, terdengar suara perempuan yang menurutnya adalah suara terdakwa Helen. “Itu kan masih dugaan suara Helen. Bagaimana saksi bisa memastikan kalau itu Helen?” tanya Ketua Majelis Hakim Dominggus Silaban kepada saksi Ari Ambo.

“Dinding yang mengatakan, ‘di sini ada Helen,’” jawab Ari Ambo. (ira)