Sutradara Ungkap Pesan Moral di Balik Film Horor “Waktu Maghrib 2”

Poster Film Waktu Maghrib 2-Instagram.com/rapifilm-

JAKARTA - Menjelang penayangan film horor sekuel "Waktu Maghrib 2" pada 28 Mei 2025, sutradara Sidharta Tata mengungkapkan makna dan pesan moral yang menjadi benang merah dari film ini.

Dalam konferensi pers yang digelar di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Tata menyebut bahwa film ini tak sekadar menawarkan teror mistis, melainkan juga perenungan tentang pentingnya waktu maghrib sebagai momen transisi spiritual.

“Waktu maghrib adalah masa peralihan dari terang ke gelap. Itu waktunya orang untuk sejenak beristirahat dan beribadah. Janganlah kita justru melakukan hal-hal buruk yang bisa mendatangkan konsekuensi,” ungkap Tata.

Pesan sederhana tersebut, menurut Tata, menjadi dasar pengembangan cerita sejak film pertamanya dirilis dan mendapat sambutan positif dari publik.

BACA JUGA:Teori Abacus, Alat Hitung Kuno Ciptaan Manusia

BACA JUGA:Harga Beras Naik Jelang Idul Adha, Warga dan Pedagang Berharap Stabil

Ia menekankan bahwa teror dalam “Waktu Maghrib” bukan hanya berasal dari makhluk halus seperti Ummu Sibyan, tetapi juga sebagai konsekuensi moral dari tindakan manusia yang menyimpang dari nilai dan norma.

Dalam sekuel ini, visualisasi sosok gaib Ummu Sibyan akan diperlihatkan lebih intens. Meski bukan berdasarkan pengalaman nyata, Tata menjelaskan bahwa desain wujud Ummu Sibyan diambil dari berbagai cerita dan pengalaman auditif yang berkembang di masyarakat.

"Itu kami rangkum, lalu kami ciptakan dalam bentuk visual yang menyeramkan dan khas," ujarnya.

Menjawab Ending Menggantung dan Kesuksesan Box Office

Produser eksekutif dari Rapi Films, Sunil Samtani, menjelaskan bahwa sekuel ini lahir karena dua alasan utama: menyelesaikan cerita yang masih menggantung di film pertama, dan kesuksesan “Waktu Maghrib” sebagai film box office.

BACA JUGA:SAH Maknai Harkitnas sebagai Kerja Keras dan Berdikari

BACA JUGA:6 Makanan Pemicu Perut Kembung, Harus Anda Hindari

“Di film pertama, meskipun Ummu Sibyan terlihat dikalahkan, ada ‘teaser’ di akhir film yang menunjukkan satu anak masih menghilang. Itu yang ingin kami jawab di sekuel ini,” kata Sunil.

"Waktu Maghrib 2" mengambil latar waktu 20 tahun setelah kejadian di film pertama, kali ini berlangsung di desa fiktif Giritirto. Sekelompok anak – Yogo, Dewo, Wulan, dan lima teman mereka – pulang dari pertandingan bola di waktu maghrib dan tanpa sadar mengucapkan sumpah buruk kepada lawan mereka.

Sumpah itu memicu kembali teror Ummu Sibyan, mengulang mimpi buruk yang pernah menimpa anak-anak di desa Jatijajar pada film pertama.

Tata mengakui bahwa tantangan produksi kali ini lebih besar, terutama karena melibatkan puluhan anak-anak. “Repot, tapi saya bertemu dengan bocah-bocah ajaib yang luar biasa,” katanya sambil tersenyum.

BACA JUGA:Kombinasi Makanan Bantu Turunkan Berat Badan

BACA JUGA:Wagub Jambi Hadiri IPA Convex 2025

Film ini diproduksi oleh Rapi Films, bekerja sama dengan Sky Media, Rhaya Flicks, Legacy Pictures, dan Kebon Studio. Naskah film ditulis oleh Khalid Kashogi, Bayu Kurnia, dan Sidharta Tata sendiri.

Deretan pemeran sekuel ini mencakup kombinasi aktor dewasa seperti Omar Daniel, Sadana Agung, Nopek Novian, Bagas Pratama Saputra, dan Fita Anggriani, serta aktor remaja dan anak-anak seperti Anantya Kirana, Sulthan Hamonangan, Ghazi Alhabsyi, dan Muzakki Ramdhan.

Dengan pendekatan cerita yang lebih emosional dan spiritual, “Waktu Maghrib 2” diharapkan mampu melampaui kesuksesan film pertamanya, sekaligus memperkaya peta film horor Indonesia yang sarat makna. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan