Lindungi Bahasa Daerah dari Kepunahan

KOMITMEN: Gubernur Jambi Al Haris membuka Rakor Revitalisasi Bahasa Melayu.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent

JAMBI – Gubernur Jambi, Al Haris, menegaskan komitmennya dalam menjaga dan melestarikan bahasa daerah di Provinsi Jambi sebagai bagian dari upaya perlindungan kekayaan budaya bangsa. Komitmen ini ia sampaikan saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Revitalisasi Bahasa Melayu Jambi, Kamis (22/5).

Al Haris menyatakan bahwa salah satu kekayaan identitas masyarakat Jambi yang harus dijaga dan dilestarikan adalah bahasa daerah, khususnya Bahasa Melayu Jambi. Menurutnya, langkah nyata perlu diambil untuk melindungi bahasa daerah dari potensi kepunahan, yang dapat terjadi apabila tidak diwariskan secara berkelanjutan kepada generasi muda.

“Kita harus melindungi dari potensi kepunahan dengan cara pelindungan, pengembangan, pemanfaatan dan penguatan bahasa daerah Jambi,” ujar Al Haris.

Ia juga menekankan bahwa membangun daerah tidak hanya dilakukan melalui pembangunan fisik, tetapi juga melalui pembangunan non-fisik seperti pelestarian budaya dan bahasa. Bahasa Melayu Jambi, sebagai bagian dari rumpun Melayu, merupakan identitas budaya yang memperkaya khasanah kebudayaan nasional dan berperan penting dalam memperkuat jati diri masyarakat Jambi.

BACA JUGA:Rismon Absen dari Pemeriksaan Kasus Pencemaran Nama Baik

BACA JUGA:Wali Kota Maulana Apresiasi TNI-Polri Dukung Tata Pasar Talang Banjar

Namun, Al Haris mengakui bahwa penggunaan bahasa daerah di lingkungan rumah tangga dan masyarakat kian menurun. Anak-anak dan generasi muda Jambi semakin jarang menggunakan bahasa daerah dalam percakapan sehari-hari, lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa asing. Fenomena ini menjadi peringatan akan ancaman kepunahan bahasa daerah apabila tidak segera diantisipasi.

“Rumah tangga di Jambi sudah banyak meninggalkan penggunaan bahasa daerah, artinya fenomena itu harus segera diantisipasi,” ujarnya.

Rapat koordinasi antara Balai Bahasa Provinsi Jambi bersama para pemangku kepentingan dalam revitalisasi bahasa Melayu Jambi, menurut Gubernur, merupakan langkah strategis dan penting. Kegiatan ini diharapkan menjadi wadah sinergi antara pemerintah, akademisi, komunitas budaya, dan masyarakat dalam menjaga identitas daerah melalui pelestarian bahasa.

Revitalisasi bahasa daerah, lanjutnya, secara umum diartikan sebagai upaya pelestarian dan pengembangan melalui pewarisan kepada generasi muda, sehingga bahasa daerah tetap digunakan dalam berbagai bentuk komunikasi. Baik dalam lingkungan keluarga, pendidikan, hingga media sosial.

Salah satu kekhasan dari Bahasa Melayu Jambi, menurut Al Haris, terletak pada keragaman dialek dan pelafalan yang unik di setiap daerah di provinsi tersebut. Ia mencontohkan perbedaan pengucapan huruf vokal yang menjadi ciri khas tersendiri, seperti perubahan pelafalan huruf “A” menjadi “O” di beberapa wilayah.

“Bahasa Melayu Jambi itu unik, setiap daerah ada perbedaan dalam pengucapan, seperti di sejumlah daerah ada kalimat yang harusnya penyebutan 'A' berubah menjadi 'O' contohnya siapa menjadi 'siapo',” jelasnya.

Dia juga mengajak seluruh masyarakat Jambi, khususnya para orang tua, guru, dan tokoh adat untuk turut aktif menggunakan dan mengajarkan bahasa daerah kepada anak-anak mereka. Ia menegaskan bahwa pelestarian bahasa daerah bukan hanya tugas pemerintah, melainkan menjadi tanggung jawab bersama. (Enn)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan