Alternatif Sehat untuk Mengatasi Self-Harm

-IST/Jambi Independent-Jambi Independent
Mendengarkan lagu yang menenangkan
Musik terbukti mampu memengaruhi suasana hati. Lagu-lagu seperti “Love Myself” dari BTS atau “Love Poem” dari IU sering kali menjadi penguat bagi banyak remaja yang sedang berjuang.
Melukis, menggambar, atau membuat kerajinan tangan
Ekspresi kreatif dapat menjadi pelampiasan emosi yang aman. Bahkan jika hasilnya tidak sempurna, prosesnya tetap bermakna.
Berolahraga ringan atau berjalan kaki
Aktivitas fisik seperti berjalan santai di sekitar rumah membantu tubuh melepaskan hormon endorfin yang meningkatkan perasaan positif.
Melatih pernapasan atau meditasi singkat
Teknik sederhana seperti menarik napas dalam-dalam selama beberapa detik, menahannya, lalu menghembuskannya perlahan dapat membantu menenangkan sistem saraf.
Berbicara dengan orang yang dipercaya
Mencari teman bicara yang aman atau bergabung dengan komunitas daring bisa menjadi langkah awal untuk merasa tidak sendirian.
Di Indonesia, layanan konseling daring seperti SEJIWA (119 ext. 8), Pijar Psikologi, Into the Light Indonesia, dan aplikasi seperti Riliv dapat diakses secara gratis atau terjangkau.
Melalui langkah-langkah ini, seseorang tidak hanya mengalihkan rasa sakitnya, tetapi juga belajar memprosesnya secara perlahan dan sehat. Memulihkan diri dari kebiasaan self-harm bukan hal mudah, tetapi bukan pula hal yang mustahil.
Menemukan Arti dalam Hal-Hal Kecil
Tidak semua orang bisa langsung sembuh. Tapi semua orang bisa mulai dari hal kecil. Membuat daftar alasan untuk bertahan, menulis satu kalimat penyemangat untuk diri sendiri, atau sekadar menyeduh teh hangat di sore hari—semua itu bukan hal remeh. Itu adalah bentuk bertahan.
Sebagaimana dijelaskan dalam artikel Frontiers in Psychology (2021), mekanisme coping positif seperti journaling, seni, dan hubungan sosial yang sehat dapat membantu menurunkan tingkat stres dan kecenderungan menyakiti diri.