Tiga Tantangan Utama Bagi Sumber Daya Manusia (SDM)

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli-ANTARA FOTO-Jambi Independent
JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menyoroti setidaknya tiga tantangan utama bagi sumber daya manusia (SDM) atau pekerja Indonesia di sektor energi, utamanya transisi energi dan ekonomi hijau.
“Tantangan pertama, adalah terkait kompetensi. Dalam 10 tahun ke depan, lebih dari 50 persen kompetensi yang kita miliki saat ini tidak relevan, dengan salah satu transformasinya adalah terkait green economy,” kata Menaker dalam sambutannya di Human Capital Summit 2025 yang digelar di Jakarta International Convention Center.
Dalam paparannya, Yassierli mengatakan Indonesia memiliki target untuk menambah 69,5 GW kapasitas energi pada 2034. Sebanyak 76 persen sumber energi baru itu berasal dari energi solar, geothermal, hingga bioenergy.
BACA JUGA:Bupati Batang Hari Serahkan Sapi Presiden Prabowo ke Masjid Jami Baiturrahim
BACA JUGA:Bupati Batang Hari M. Fadhil Arief Salat Idul Adha di Masjid Miftahul Huda
Namun, Indonesia masih belum memiliki banyak pekerja dengan kompetensi yang fokus di bidang energi terbarukan dan berkelanjutan.
Ia menilai, institusi pendidikan di Indonesia yang memegang peran penting terkait SDM, masih cukup terlambat dalam beradaptasi atau merespons transformasi teknologi dan tuntutan untuk beralih ke tujuan pengembangan berkelanjutan (SDGs) yang begitu cepat.
“Seiring dengan peralihan kita dari ekonomi berbasis fosil ke ekonomi berbasis energi terbarukan, SDM kita harus berkembang sesuai dengan perubahan tersebut untuk memastikan kesempatan kerja yang layak bagi semua orang,” ujar Yassierli.
Tantangan kedua dan ketiga, lanjut Menaker, adalah mewujudkan hubungan industrial serta menjunjung kultur keselamatan serta kesehatan kerja (K3) yang bersifat preventif.
“Keselamatan adalah tentang membangun kapasitas untuk bekerja dengan aman melalui kolaborasi, pembelajaran, dan kepemimpinan,” kata Menaker.
“Selain itu, kita juga membutuhkan hubungan industrial yang levelnya tranformasional. Kami ingin membangun ekosistem industri energi di Indonesia, yang menjadi cita-cita bersama, agar lebih meaningful dan (memberikan) kontribusi bagi bangsa,” imbuhnya.
Sementara itu, Human Capital Summit (HCS) 2025 yang diinisiasi oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian ESDM ini diikuti oleh lebih dari 4.000 peserta dari dalam dan luar negeri.
Human Capital Summit 2025 bertujuan untuk merancang dan mengusulkan kerangka kebijakan yang komprehensif untuk mendukung percepatan transformasi tenaga kerja dalam menghadapi hilirisasi dan ketahanan energi, yang selaras dengan tujuan transisi energi Indonesia.(*)