Fenomena Fatherless di Indonesia, Lima Penyebab Utama yang Perlu Diwaspadai
WASPADA : Ketahui fenomena fatherless di Indonesia yang perlu diwaspadai.-Ist/Jambi Independent-Jambi Independent
JAMBI – Fenomena fatherless atau hilangnya peran ayah dalam kehidupan anak kini menjadi isu sosial yang semakin menonjol di Indonesia.
Data Desk Investigasi menunjukkan, sekitar satu dari lima anak Indonesia atau sekitar 15,9 juta anak di bawah usia 18 tahun berpotensi tumbuh tanpa figur ayah yang hadir dalam keseharian mereka. Berikut beberapa penyebabnya:
1. Perceraian jadi penyebab dominan
Dari hasil wawancara dengan sejumlah psikolog klinis, perceraian menempati posisi teratas sebagai penyebab utama hilangnya figur ayah dalam keluarga. Perpisahan orang tua kerap membuat anak kehilangan kedekatan emosional dengan ayah, bukan hanya secara fisik tetapi juga dalam dukungan psikologis dan kasih sayang.
BACA JUGA: Hilangkan Lingkaran Hitam di Bawah Mata
BACA JUGA:Ketahui Posisi Tidur Paling Sehat, Beda untuk Tiap Orang
Psikolog klinis Widya S. Sari menjelaskan bahwa ketika figur ayah tidak lagi hadir, anak kehilangan salah satu sumber rasa aman dan validasi diri yang penting dalam proses tumbuh kembangnya.
2. Jam kerja ayah yang terlalu panjang
Selain perceraian, faktor lain yang turut memicu adalah jam kerja ayah yang terlalu panjang. Banyak ayah harus bekerja dari pagi hingga malam, atau bahkan di luar kota, sehingga kesempatan untuk berinteraksi dengan anak menjadi terbatas.
Kehadiran ayah tidak semata-mata diukur dari lamanya waktu bersama anak, melainkan dari kualitas keterlibatan emosional yang dibangun. Menurutnya, ayah tetap dapat hadir secara emosional meskipun secara fisik tidak selalu bersama keluarga.
3. Ayah yang tinggal jauh karena pekerjaan
Minimnya lapangan kerja di sejumlah daerah menyebabkan banyak ayah harus merantau jauh dari keluarga. Kondisi ini juga meningkatkan potensi fatherless di wilayah-wilayah tersebut.
Krisna menjelaskan bahwa di daerah dengan tingkat fatherless tinggi, seringkali ditemukan ketersediaan pekerjaan yang rendah. Situasi ini membuat ayah kehilangan banyak momen penting dalam kehidupan anak.