Bahas Kesehatan Mental Pelajar Dalam Dunia Pendidikan

-IST/Jambi Independent-Jambi Independent
Berawal dari kepedulian terhadap kesehatan mental sebagai salah satu faktor penunjang pendidikan pemuda di Surabaya, AIESEC in Surabaya kembali mengadakan diskusi Impact Circle pada Minggu, 1 Juni 2025 di Universitas Negeri Surabaya.
Association Internationale des Étudiants en Sciences Économiques et Commerciales (AIESEC) adalah organisasi kepemudaan yang bergerak pada bidang pengembangan kepemimpinan dan pengembangan potensi anak muda. Telah tersebar di lebih dari 120 negara, AIESEC memiliki banyak cabang (Local Committee) di Indonesia, termasuk AIESEC in Surabaya.
Salah satu event-nya, Impact Circle, adalah acara yang diinisiasi oleh AIESEC in Indonesia untuk memberi tempat para anak muda untuk dapat belajar, mengenal, dan mendiskusikan berbagai topik tentang SDGs.
Tahun ini, AIESEC in Surabaya membahas isu mengenai pendidikan dan kesehatan mental yang berfokus pada SDGs 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) dan SDGs 4 (Pendidikan Berkualitas).
BACA JUGA:Picky Eater: Karakteristik, Dampak dan Strategi Penanganan
BACA JUGA:3 Cara Jitu Meredakan Badan Pegal Linu dengan Cepat
Pada pembukaan, para peserta disambut dengan hangat oleh kedua MC, Matthew Reynard dan Andrea Christy, yang langsung menghidupkan suasana dengan roll dance khas AIESEC.
Acara dibuka dengan beberapa sambutan yang inspiratif, mulai dari Pengawas AIESEC in Surabaya, Akhyari Hananto (Founder & Chief Director Good News From Indonesia), Muhammad Aqil selaku President AIESEC in Surabaya, dan Anisah Ainiyyah Nabilah selaku Ketua Pelaksana.
Sesi Talkshow menghadirkan Duta Genre Jawa Timur 2023 Talitha Shahiza yang dengan antusias mengajak peserta memahami betapa eratnya hubungan antara kesehatan mental, kesejahteraan emosional, dan kualitas pendidikan.
Tak kalah menarik, sesi berikutnya menghadirkan Hapsari Puspita Rini, M.Psi., Psikolog, dan Kartika Devina Putri (Duta Fakultas Kedokteran UNAIR 2024), dipandu oleh moderator, Almanda Serena, membedah tantangan nyata yang dihadapi para pelajar dan mahasiswa terkait tekanan akademik, stigma mengenai gap year, dan pentingnya skill development.
Tak hanya sekadar mendengarkan, para peserta juga diajak aktif dalam sesi meditasi dan Leaderless Group Discussion (LGD).
Dalam LGD, peserta berdiskusi secara berkelompok untuk membahas studi kasus yang berkaitan dengan tekanan pendidikan, akses finansial, hingga stigma sosial.
Setiap kelompok diminta untuk merancang solusi inovatif, mulai dari kebijakan akses pendidikan, dukungan kesehatan mental, hingga program pengembangan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja, kemudian mempresentasikannya di atas panggung.
Selain itu, Impact Circle 2025 turut membuka peluang bagi peserta untuk memperoleh informasi mengenai Global Volunteer, yaitu salah satu program AIESEC yang memberi kesempatan bagi para pemuda untuk menjadi relawan di luar negeri.