Dua Ekor Harimau Serang Warga Merangin, Diserang Saat Bekerja di Kebun, Alami Luka Serius

EEVAKUASI: Ramli, warga Merangin yang diserang dua ekor harimau saat bekerja di kebun, saat dibawa ke rumah sakit.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent
BANGKO - Peristiwa mengerikan terjadi di Desa Bungo Tanjung, Kecamatan Pangkalan Jambu, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Seorang warga bernama Ramli (46) menjadi korban serangan dua ekor harimau Sumatera, saat tengah bekerja di kebun miliknya, Rabu pagi (25/6), sekitar pukul 10.00.
Saat kejadian, Ramli diketahui sedang membersihkan lahan kebun kulit manis miliknya yang berada di kawasan perbukitan, tidak jauh dari permukiman warga. Namun secara tiba-tiba, dua ekor harimau muncul dari balik semak belukar dan langsung menerkam tubuhnya. Akibat serangan mendadak tersebut, korban mengalami luka cukup parah di bagian tubuh, terutama pada punggung, tangan, dan kaki.
Meski mengalami luka yang cukup serius, Ramli berhasil menyelamatkan diri dari amukan hewan buas tersebut. Dalam kondisi luka dan lemas, ia berjalan terseok-seok ke arah jalan kebun dan beruntung bertemu dengan warga lain yang sedang melintas. Warga tersebut langsung memberikan pertolongan dan membawa Ramli ke Puskesmas terdekat di Kecamatan Pangkalan Jambu.
Karena luka-lukanya cukup berat, pihak Puskesmas kemudian merujuk Ramli ke RSUD Kolonel Abunjani Bangko untuk mendapatkan perawatan intensif.
BACA JUGA:Operasional Angkutan Batu Bara Dihentikan Sementara, Untuk Kelancaran Pemulangan Jamaah Haji Jambi
BACA JUGA:Satresnarkoba Polres Bungo Tangkap Pengedar Sabu
Babinsa Pangkalan Jambu, Serka Suwarno, yang mendapat laporan dari warga, langsung turun ke lokasi dan memastikan kebenaran peristiwa tersebut. Ia juga memantau langsung kondisi korban di rumah sakit.
“Benar, ada warga yang diserang dua ekor harimau saat membersihkan kebun kulit manis. Korban mengalami luka-luka cukup serius dan sekarang dirawat intensif di RSUD Kolonel Abunjani Bangko,” ujar Serka Suwarno.
Hingga berita ini diturunkan, dua ekor harimau yang menyerang korban belum berhasil diamankan atau dilacak keberadaannya. Kondisi ini memicu kekhawatiran dan keresahan di tengah masyarakat Desa Bungo Tanjung dan wilayah sekitarnya, mengingat lokasi kebun masyarakat yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan yang menjadi habitat satwa liar.
Aparat desa bersama TNI-Polri telah mengimbau kepada seluruh warga agar meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di kebun, terutama yang berada di dekat kawasan hutan. Aktivitas ke kebun juga disarankan dilakukan secara berkelompok guna menghindari kemungkinan serangan ulang.
Serangan harimau di wilayah Jambi sendiri, terutama di daerah yang berbatasan dengan hutan lindung atau kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), bukan kali pertama terjadi. Dalam beberapa tahun terakhir, konflik antara manusia dan harimau Sumatera semakin meningkat akibat menyempitnya habitat satwa liar tersebut yang terdampak oleh pembukaan lahan dan aktivitas manusia.
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) merupakan satwa langka dan dilindungi yang kini statusnya tergolong kritis (critically endangered) menurut IUCN. Populasinya di alam liar diperkirakan kurang dari 400 ekor. Oleh karena itu, penanganan konflik harus dilakukan dengan hati-hati, tidak hanya untuk menjaga keselamatan manusia, tetapi juga kelestarian harimau itu sendiri. (Enn)