Peluang Lima Figur PAN di Pilgub, Mengintip Skenario PAN Pertahankan Kursi Gubernur

Logo PAN -ANTARA-Jambi Independent
JAMBI - Partai Amanat Nasional (PAN) saat ini adalah partai pemenang pemilu tahun 2024 dan berhasil mempertahankan kursi Gubernur Jambi Al Haris.
Namun, ke depan Ketua DPW PAN Provinsi Jambi Al Haris tidak bisa lagi mencalonkan diri menjadi Gubernur Jambi karena sudah dua kali masa jabatan Gubernur. Artinya, PAN harus mulai mengatur ulang strategi demi memuluskan langkah mempertahankan dominasi PAN di Jambi.
Secara strategi politik paling minimal dua tahun sudah di siapkan. Proses akan di mulai pada akhir 2026 ini sudah mulai masif, secara matematis memang masih jauh tapi secara politis justru dekat.
"PAN merupakan partai penguasa di Provinsi, bahkan di kabupaten/kota di kuasai oleh PAN baik legislatif maupun eksekutif. Diantara parpol, PAN paling menentukan untuk sosok kandidat Pilgub 2030 mendatang," kata Direktur Public Trust Institute (PUTIN) Universitas Nurdin Hamzah Jambi, DR. Pahrudin, Kamis (3/7).
BACA JUGA:Terima Opini WTP untuk ke 13 Kalinya, Pemprov Jambi Diberi Tiga Catatan
Menurut Pahrudin, ada beberapa skenario dan opsi terkait figur yang kemungkinan besar akan di dorong oleh PAN. Diantaranya, Bupati Tanjung Jabung Barat, Anwar Sadat; Wali Kota Jambi, Maulana; Bupati Merangin, Syukur Al Godriy; Bupati Muaro Jambi, Bambang Bayu Suseno; dan mantan Gubernur Jambi, Zumi Zola.
"Ada Anwar Sadat yang sudah jadi Bupati dua periode, cuma problemnya Anwar Sadat mainnya di kandang, artinya di luar Tanjabbar beliau tidak di kenal, tidak di perhitungkan betul untuk posisi yang lebih tinggi sampai hari ini. Tapi tidak tau untuk dua atau tiga tahun kedepan apa yang akan di lakukannya, di luar itu paling beliau sedikit di kenal di Kota Jambi, Muaro Jambi dan Tanjabtim. Untuk konteks Pilgub Jambi sebetulnya dia tidak begitu potensial sampai hari ini, meskipun dalam posisi wakil mungkin bisa," katanya.
Pahrudin melanjutkan, kemungkinan lainnya, Syukur Al Godry bisa maju dengan skenario lain misalnya posisi Bupati di isi dengan Rival anak Al Haris.
"Itu bisa jadi deal-deal politiknya, artinya Syukur di usung PAN di dukung Al haris sementara posisi Bupati Merangin bisa di isi oleh Rival anak Al Haris," ujarnya.
Selain itu, ada nama Wali Kota Jambi, Maulana yang saat ini menjadi episentrum sosial politik di Jambi tentu tidak bisa dianggap remeh mirip dengan Gubernur DKI Jakarta dalam konteks Pilpres.
"Hari ini hubungan Al Haris dengan Maulana sangat mesra dan akrab terlihat mereka terlibat bersama dalam sejumlah kegiatan. Bisa jadi Maulana dulu yang di perjuangkan karena kader yang juga ketua PAN Kota Jambi, sementara Syukur masih bebas belum terikat dengan parpol manapun. Jadi Maulana bisa di posisikan opsi pertama di majukan sebagai Cagub, dengan pertimbangan posisi Wali Kota nantinya di isi oleh Diza Aljosa sebagai dealnya atau tokoh PAN lainnya untuk di calonkan," jelasnya.
Namun menurut Pahrudin, opsi mendorong Zumi Zola agak beresiko secara politik karena stigma atau citranya yang di kenal akibat kasus ketuk palu APBD.