Tutup Sukses Operasional Haji 2025, Menag Jelaskan Formula 5BPH

HAJI: Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar saat menutup operasional haji 2025.-IST/JAMBI INDEPENDENT-
Keempat, penguatan komitmen istitha’ah kesehatan. Pemerintah Arab Saudi tahun ini sangat konsern terhadap isu kesehatan jemaah. Meski jumlah jemaah haji yang wafat tahun ini turun, perhatian terhadap syarat kesehatan jemaah perlu lebih diperkuat.
“Terobosan fiqih taysir memang sangat progresif. Tapi tetap saja bahwa haji adalah fisik dan karenanya istithaah kesehatan jemaah harus diperhatikan,” kata Menag.
Kelima, mewujudkan haji yang berdampak, baik secara spiritual, sosial, maupun ekonomi. Secara spiritual, penyelenggaraan haji diharapkan meningkatkan kualitas beragama Muslim Indonesia menjadi pribadi yang lebih bertakwa dan bersyukur. Pengalaman melihat langsung beragam praktik beribadah dan interaksi lintas negara selama di Tanah Suci juga bisa menguatkan kebijaksanaan dalam merespons keragaman.
“Dampak lain dari penyelenggaraan haji adalah aspek ekonomi. Penguatan ekosistem ekonomi haji telah berlangsung dalam beberapa tahun dan tahun ini meningkat tajam. Ini patut untuk dijaga dan ditingkatkan di masa mendatang,” tegas Menag. Seiring telah selesai seluruh tahapan penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M, Menag menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang terus memberiken bimbingan, arahan, dan juga keberpihakan. Apresiasi juga disampaikan kepada Pemerintah Arab Saudi atas segala kemudahan dan sinergi dalam ikhtiar bersama memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah haji.
“Kami juga sampaikan apresiasi kepada DPR RI, khususnya Komisi VIII dan Timwas Haji. Sinergi efektif selama ini telah melahirkan beragam terobosan dan progresivitas dalam peningkatan kulitas layanan kepada jemaah,” papar Menag.
Apresiasi juga disampaikan Menag kepada DPD RI, serta seluruh kementerian dan lembaga mitra, antara lain: Kemenkes, Kemenhub, Kemenlu, Kementerian Imigrasi, TNI, Polri, Badan Penyelenggara Haji, BPKH, BPK, Baznas, serta tiga maskapai penerbangan jemaah haji.
“Apresiasi tinggi dan rasa terima kasih, saya sampaikan kepada seluruh petugas haji Indonesia, dari petugas teknis, kesehatan, bimbingan ibadah, hingga rekan-rekan media. Terima kasih atas lengan, kaki, bahu, tenaga dan pikiran yang disiapkan untuk melayani jemaah haji Indonesia,” jelas Menag.
“Apresiasi dan terima kasih juga saya sampaikan kepada seluruh jemaah haji Indonesia atas kebersamaan, kesabaran, dan doa yang terus mengalir. Bagi yang wafat, kita doakan mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah. Bagi yang sakit, kita doakan lekas sembuh dan pulih. Bagi yang sudah kembali ke Tanah Air, semoga mendapat haji mabrur dan dapat menebar kedamaian dan kemaslahatan bagi lingkungan sekitar,” sambungnya.
Sebagai penutup, Menag menegaskan bahwa Kementerian Agama telah mengemban mandat sebagai penyelenggara ibadah haji sekitar 75 tahun. Dalam rentang panjang itu, selalu saja ada dinamika dan tantangan di setiap tahun penyelenggaraan ibadah haji. Hal yang patut disyukuri adalah setiap dinamika dan tantangan yang terjadi, selalu dapat diatasi.
“Tahun ini mungkin terakhir Kemenag menjadi penyelenggara haji. Yang jelas, kami tidak mewariskan masalah. Kami mewariskan segudang catatan pengalaman yang bisa dijadikan pelajaran dan fondasi kuat dalam upaya memperbaiki penyelenggaraan haji di masa mendatang,” pesan Menag.
“Penyelenggaraan haji bukan hanya soal pelayanan teknis. Ini soal pengabdian, perubahan, kolaborasi, dan keberlanjutan. Mari terus jaga semangat agar penyelenggaraan ibadah haji Indonesia semakin berdampak dan bermaslahat,” tandasnya.