38 Lansia Ikuti Wisuda Perdana Sekolah Lansia Tangguh Standar 1

Sebanyak 38 lansia mengikuti wisuda perdana Sekolah Lansia Tangguh Standar 1 (S1).-IST/JAMBI INDEPENDENT-Jambi Independent
Kerinci – Kesadaran akan pentingnya kualitas hidup di usia lanjut melahirkan gagasan progresif di Kabupaten Kerinci: berdirinya Sekolah Lansia Tangguh Permata Bunda. Gagasan ini mengemuka sebagai bentuk nyata bahwa proses belajar tak mengenal batas usia.
Bertempat di Desa Koto Agung, Kecamatan Keliling Danau, sebanyak 38 lansia mengikuti wisuda perdana Sekolah Lansia Tangguh Standar 1 (S1). Kegiatan ini menjadi momen bersejarah, karena merupakan pelaksanaan pertama dengan standar nasional kategori S1 dari BKKBN di Kabupaten Kerinci.
Dalam sambutannya, Bupati Kerinci, Monadi, menyampaikan bahwa Sekolah Lansia lahir dari semangat untuk menghadirkan ruang belajar yang layak bagi para warga senior. Program ini dirancang untuk memberdayakan lansia agar tetap sehat, aktif, serta mampu berkontribusi di lingkungan sosialnya.
"Masa lansia bukan masa berhenti belajar. Justru ini adalah fase untuk memperkuat nilai-nilai hidup, menjadi teladan, dan tetap berdaya di tengah masyarakat," ujar Bupati Monadi.
BACA JUGA:Puan sebut Kongres PDIP Dibahas Usai Bimtek
BACA JUGA:KPU Kota Serang Usulkan Penambahan Dapil Untuk Pemilu 2029
Sekolah Lansia Permata Bunda menjadi bentuk kolaborasi antara Dinas PPKBPP&PA Kerinci, Pokja II TP PKK, dan Pemerintah Desa Koto Agung. Di balik gagasan pendiriannya, terdapat misi besar: menciptakan lansia tangguh yang tidak hanya dihormati, tapi juga dilibatkan secara aktif dalam pembangunan sosial dan keluarga.
Pembelajaran di sekolah ini difokuskan pada tiga hal utama: peningkatan kesehatan fisik dan mental, penguatan kepercayaan diri, serta keterlibatan sosial yang berkelanjutan. Program ini sejalan dengan pendekatan siklus kehidupan yang diusung BKKBN, di mana seluruh tahapan usia memiliki peran penting dalam pembangunan keluarga.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi, Drs. Putut Riyatno, M.Kes, yang turut hadir, memberikan dukungan atas inisiatif ini. Ia menyebut, keberadaan Sekolah Lansia bukan hanya sebagai simbol penghargaan terhadap kaum lansia, tapi juga sebagai sarana membangkitkan semangat hidup di usia senja.
"Pendidikan bagi lansia seperti ini penting, karena membuka ruang bagi mereka untuk merasa dihargai, terus belajar, dan tetap memiliki makna dalam kehidupan sosial," katanya.
Putut juga mendorong agar model Sekolah Lansia di Kerinci dapat direplikasi oleh kabupaten lain di Provinsi Jambi sebagai bagian dari strategi pembangunan berbasis keluarga yang inklusif.
Antusiasme masyarakat terhadap wisuda perdana ini menandakan bahwa inisiatif seperti Sekolah Lansia memiliki tempat tersendiri di hati warga. Tidak hanya sebagai program formal, tetapi sebagai bentuk pengakuan dan pemulihan peran sosial lansia di tengah masyarakat modern. (*/ira)