Lebih dari Sekadar Warisan Genetik, Warna Mata Ternyata Dipengaruhi Banyak Faktor

ilustrasi warna mata-ist-
• Genetik: Kombinasi gen dari kedua orang tua memengaruhi jumlah pigmen dan cara mata memantulkan cahaya.
• Melanin: Zat pewarna utama di iris. Semakin banyak melanin, warna mata makin gelap.
• Ras dan etnis: Populasi Asia dan Afrika cenderung bermata cokelat gelap, sedangkan orang Eropa memiliki
variasi warna lebih luas.
• Usia: Warna mata bayi bisa berubah selama 1–2 tahun pertama karena produksi melanin masih berkembang.
• Kesehatan: Kondisi seperti albinisme, glaukoma, atau vitiligo bisa memengaruhi warna mata.
• Faktor eksternal: Penggunaan obat tetes, cedera mata, atau operasi juga bisa memicu perubahan warna, meskipun jarang terjadi.
Kondisi Khusus: Heterochromia dan Sindrom Waardenburg
Salah satu kondisi unik adalah heterochromia, yaitu keadaan di mana seseorang memiliki dua warna mata yang berbeda, baik antar mata maupun dalam satu mata. Kondisi ini bisa bersifat genetik atau muncul akibat cedera dan penyakit.
Ada juga Waardenburg syndrome, kelainan genetik langka yang memengaruhi pigmentasi mata, kulit, dan rambut.
Penderitanya bisa memiliki mata yang sangat terang atau berbeda warna antara kiri dan kanan.
Warna mata memang mencerminkan kombinasi unik dari faktor biologis dan genetik yang kompleks. Oleh karena itu, perbedaan warna mata bukan sekadar warisan, tetapi juga cerminan keragaman biologi manusia. (*)