Akses Cepat Pupuk Subsidi untuk Merawat Harapan Petani Padi

Yoyon (51), petani asal Desa Cengkuang, Kecamatan Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, mengangkut pupuk subsidi yang ditebus di kios pupuk bersubsidi, Kamis (7/8/2025).-ANTARA FOTO-Jambi Independent

CIREBON - Sore itu tiga petani datang ke kios pupuk di Desa Ciawi, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon. Kedatangannya untuk menebus pupuk kebutuhan musim tanam kedua agar sawah mereka tetap subur dan produktif.

Yoyon (51), salah satu petani asal Desa Cengkuang, Kecamatan Palimanan ikut menebus pupuk subsidi sore itu untuk menggarap lahan sawah seluas 0,7 hektare.

Ketua Kelompok Tani Sri Rahayu ini bercerita musim tanam pertama dan kedua ia menanam padi, lalu di musim tanam ketiga menutup dengan kacang hijau sebagai tanaman sela untuk menjaga kesuburan tanah.

Dulu sulit mendapatkan pupuk subsidi, ia harus membeli pupuk non-subsidi dengan harga mahal, sekitar Rp1,2 juta per kuintal, sehingga biaya produksi sangat membebani.

BACA JUGA:Kemnaker Siapkan 59 BLK Pusat dan Daerah untuk Sekolah Rakyat

BACA JUGA:Menkop: KDMP Motor Penggerak Ketahanan Pangan dan Kemajuan Desa

Sekarang pupuk subsidi bisa diperoleh dengan mudah, hanya melampirkan KTP dan tanda tangan digital, tanpa antre panjang, sehingga membuat petani lebih tenang dan fokus menanam.

Harga pupuk subsidi sangat terjangkau, misalnya pupuk NPK Rp230.000 per kilogram, jauh lebih murah dibandingkan harga pupuk non-subsidi yang mahal sekali.

Dengan pupuk subsidi ini Yoyon membeli dua kuintal NPK dengan biaya Rp460.000 dan pupuk urea seharga Rp225.000 per kilogram untuk kebutuhan pemupukan sawahnya.

Pupuk tepat waktu membuat tanaman padi tumbuh maksimal, panen meningkat, dan pendapatan petani menjadi lebih stabil serta memberi harapan untuk masa depan yang lebih baik.

"Prosesnya cepat, cukup pakai KTP, meski jadwal pemupukan belum ada, pupuk sudah tersedia. Bantuan tepat waktu seperti ini membuat petani semakin bersemangat," ujar Yoyon dengan senyum tipis.

Bibit unggul gratis dari pemerintah juga sangat membantu, membuat para petani seperti Yoyon lebih percaya diri dalam menanam dan mengelola lahan pertanian mereka.

Panas dan kerja keras jadi rutinitas, tapi kebanggaan memproduksi pangan untuk negeri membuat lelah mereka terbayar dengan hasil panen yang memuaskan.

Apalagi ada buruh tani yang juga diberdayakan dengan upah berupa gabah, sehingga sektor pertanian di desa itu mampu menyerap tenaga kerja lokal. Setidaknya Yoyon mempekerjakan 27 buruh tani.

Bersama kelompok tani lainnya, dia rutin berdiskusi dengan penyuluh soal penanganan hama tanaman, terutama tikus yang sering menyerang dan merusak sawah mereka.

Petani di desanya juga rutin mengadopsi teknologi pertanian modern agar hasil panen semakin baik dan mengurangi beban kerja fisik.

Ngopi dan makan bersama keluarga di sawah menjadi momen berharga yang menambah semangat dan kebahagiaan di tengah teriknya matahari yang membakar kulit.

Pendampingan dari penyuluh sangat membantu dengan solusi tepat. Lalu ada kegiatan pencorekan (istilah membasmi sarang tikus agar hasil panen tidak terganggu).

Harga gabah Rp6.500 per kilogram yang diserap langsung Bulog juga sudah cukup ideal, sehingga para petani termotivasi menjaga kualitas dan kuantitas hasil panen mereka dengan lebih baik.

Petani lainnya, Rojai (50) asal Desa Tegalkarang, Kecamatan Palimanan bercerita akses pupuk subsidi kini jauh lebih cepat dan mudah dibandingkan masa lalu yang penuh kendala administrasi rumit.

Dulu, petani harus membawa kartu tani yang sering hilang atau lupa PIN, sehingga banyak yang gagal mendapatkan pupuk tepat waktu dan menunda pengolahan lahan.

Kini, cukup mendaftar melalui ketua kelompok tani dan penyuluh pertanian langsung meng-input data, membuat proses pengajuan pupuk subsidi jauh lebih efisien dan tanpa hambatan.

Pengambilan pupuk di kios juga cepat, hanya perlu membawa KTP asli tanpa harus menunjukkan kartu tani lagi.

Sebelum kebijakan ini, banyak petani tua kesulitan mengurus administrasi, akhirnya kehilangan kesempatan mendapatkan pupuk tepat musim tanam yang sangat krusial.

Rojai mengapresiasi perubahan sistem yang memudahkan petani karena kecepatan akses pupuk berkontribusi langsung pada hasil panen yang maksimal dan produktivitas lahan yang meningkat.

Kebijakan itu meningkatkan semangat petani untuk mengelola lahan lebih baik karena kepastian pupuk subsidi membuat perencanaan tanam lebih teratur dan tepat waktu.

Sebagai Ketua Gabungan Kelompok Tani Makmur Desa Tegalkarang, Rojai sering berkomunikasi dengan penyuluh untuk memastikan data petani lengkap agar alokasi pupuk subsidi tidak tersendat dan distribusi berjalan lancar.

Kebijakan ini juga menurut Rojai memperkuat rasa keadilan dan kepercayaan petani terhadap pemerintah, karena bantuan pupuk benar-benar sampai dan digunakan secara tepat sasaran.

Kebijakan di bawah Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto melalui Kementerian Pertanian memberi harapan baru bagi petani seperti Rojai yang terus berjuang di ladang.

Berkat kemudahan akses pupuk bersubsidi mental petani kini lebih baik karena kepastian pupuk tepat waktu sekaligus harga gabah yang stabil Rp6.500 per kilogram membuat usaha tani semakin menjanjikan.

Bagi Rojai, kecepatan akses pupuk adalah bentuk nyata perhatian pemerintah yang sangat dibutuhkan oleh petani agar tidak mengalami kesulitan teknis lagi.

Sesuai HET

Kios Pupuk Ciawi di Kabupaten Cirebon setia menyalurkan pupuk subsidi dengan harga eceran tertinggi (HET). Hal ini menjaga harapan petani untuk panen melimpah dan ladang subur sepanjang musim.

Nurianto (62), pemilik Kios Pupuk Subsidi, di Desa Ciawi menjaga keteguhan aturan, melangkah hati-hati menghindari masalah hukum, demi menegakkan transparansi yang menjadi pondasi kepercayaan petani setempat.

Dia mendapat suntikan kiriman pupuk, lima ton urea dan lima ton NPK. Bagai nafas baru bagi sawah, dan ludes dalam sehari ditebus petani saat musim tanam.

Lewat aplikasi resmi, pengajuan pupuk mengalir lancar, menjaga aliran suplai agar tak pernah terputus, memberi kepastian bagi petani dalam setiap langkah bertani mereka.

Kini cukup dengan KTP, proses penebusan menjadi sederhana dan cepat, meninggalkan kerumitan kartu tani yang dulu kerap mengundang risiko kelebihan salur yang merugikan.

Dinas Pertanian dan Balai Penyuluh setia mendampingi, memastikan pupuk tiba tepat waktu, sesuai aturan, menyentuh tangan para petani yang menanam mimpi dan harapan masa depan.

Keamanan pupuk

Di Desa Cengkuang, setiap pengiriman pupuk subsidi dari pemerintah tak hanya soal distribusi, tapi juga perjuangan menjaga kepercayaan para petani.

Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Desa Cengkuang Aiptu Kasno tak pernah lelah mengawal setiap langkah pupuk agar tepat sasaran.

Kasno bercerita, selama ini pendistribusian pupuk di desanya berjalan mulus tanpa ada celah penyalahgunaan.

"Kami kawal dan pantau terus, agar pupuk sampai pada petani yang benar-benar membutuhkan," ucap Kasno siang itu.

Pengawasan ketat bukan hanya tugas polisi semata, melainkan kolaborasi erat dengan pemerintah desa. Bersama-sama, mereka mencegah penimbunan pupuk yang bisa merugikan para petani dan menghambat sektor pertanian yang menjadi tulang punggung desa.

Sinergi yang kuat antara Babinkamtibmas dan Babinsa menjadi kunci keberhasilan pengamanan ini. Mereka bergandengan tangan, mulai dari monitoring lapangan, pengamanan, hingga pendampingan distribusi alat dan pupuk kepada kelompok tani.

Kasno juga tak segan mendampingi petani hingga keluar desa saat harus membeli pupuk, memberikan rasa aman dan memastikan semuanya berjalan sesuai aturan yang berlaku.

Kepala Desa Cengkuang Zaenal Arifin menyatakan hingga kini distribusi dan akses pupuk di daerahnya berjalan lancar dan aman, tak ada kendala sedikit pun.

Bagi Zaenal, pupuk sangat penting bagi petani dalam meningkatkan produktivitas sehingga bisa menghasilkan gabah yang banyak demi mendukung swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

Penebusan dipermudah

Penebusan pupuk subsidi kini lebih sederhana, hanya dengan KTP, membuka jalan bagi petani untuk menjaga ladang dan harapan dengan kemudahan yang tak terduga.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan langkah ini bagian dari kehadiran negara, hadir dengan aturan baru, memastikan pupuk bersubsidi tepat sasaran tanpa kebocoran, menyentuh langsung tangan para petani.

Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2025 memperkenalkan titik serah, sebuah simpul kendali baru yang mengikat distribusi pupuk dalam pengawasan ketat dan akuntabilitas tinggi.

BUMN pupuk berperan sebagai penjaga pintu, mendistribusikan pupuk dengan ketelitian, memastikan jumlah, mutu, dan waktu yang tepat demi keberlanjutan produksi pertanian nasional.

Petani yang tercatat dalam data e-RDKK (elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok) menjadi penerima manfaat, membawa KTP atau kartu tani sebagai tiket pengambilan pupuk di titik serah yang sudah ditentukan.

Sistem baru ini bukan hanya soal distribusi, tetapi juga tentang kepercayaan yang tumbuh, menyulam janji dan dukungan pada setiap butir benih yang ditanam.

Akses cepat pupuk subsidi adalah kunci merawat semangat dan kesejahteraan petani serta meningkatkan produktivitas, demi mewujudkan swasembada pangan bangsa.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan