Penjualan Bendera Merah Putih Menurun
BENDERA: Pedagang bendera merah putih mengeluh berkurangnya pembeli menjelang HUT Kemerdekaan RI yang ke 80 ini.-IST/JAMBI INDEPENDENT-Jambi Independent
JAMBI — Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80 pada 17 Agustus 2025, suasana semarak untuk menyambut momen bersejarah ini seolah sedikit memudar di salah satu pusat penjualan bendera di Kota Jambi.
Jalan Kolonel M. Taher di kawasan Pakuan Baru, Kecamatan Jambi Selatan, yang selama bertahun-tahun dikenal sebagai pusat penjual bendera merah putih dan perlengkapan kemerdekaan, tahun ini tampak lebih sepi dari biasanya.
Para pedagang bendera yang biasanya meraup keuntungan signifikan menjelang Hari Kemerdekaan, kini merasakan penurunan penjualan yang cukup drastis. Fenomena ini menjadi perhatian khusus, mengingat bendera merah putih sejatinya menjadi simbol patriotisme dan semangat nasionalisme setiap tahun.
BACA JUGA:Dispora Dukung Jambi Jadi Tuan Rumah PON 2032
BACA JUGA:PLN Sebut Gangguan Jaringan dan Cuaca, Pemadaman Listrik Berulang di Telanaipura dan Mayangmangurai
Erni, salah satu pedagang bendera yang telah menjalankan usahanya sejak 2019, mengungkapkan rasa prihatin atas kondisi tersebut.
"Tahun-tahun sebelumnya, saya bisa menjual lebih dari setengah dari stok bendera dan umbul-umbul yang saya bawa. Tapi tahun ini, penjualan jauh lebih sepi," ujarnya pada Rabu (13/8).
Erni menjelaskan, harga bendera yang ia tawarkan bervariasi mulai dari Rp 25.000 untuk ukuran kecil hingga Rp 60.000 untuk ukuran besar, dengan sebagian besar bendera yang dijual diimpor dari Bandung. Selain bendera, ia juga menyediakan berbagai dekorasi bernuansa kemerdekaan, seperti umbul-umbul yang biasa menghiasi jalanan dan rumah-rumah warga menjelang 17 Agustus.
Namun, Erni menyadari bahwa perubahan perilaku konsumen menjadi faktor utama menurunnya penjualan.
“Sekarang banyak orang lebih memilih membeli bendera secara online karena harga lebih bervariasi dan modelnya lebih beragam,” tambahnya.
Ia juga menyoroti tren yang semakin populer saat ini, yakni penggunaan bendera bergambar karakter anime Jepang seperti One Piece dan simbol-simbol internasional lainnya seperti bendera Palestina.
Tren tersebut, menurut Erni, menggeser minat masyarakat dari bendera merah putih konvensional ke pilihan yang lebih berwarna dan bernuansa pop culture.
Fenomena serupa juga dialami oleh pedagang bendera lainnya di Kota Jambi. Andi mengungkapkan bahwa selain persaingan ketat dengan penjualan online dan tren model bendera yang baru, penurunan daya beli masyarakat juga menjadi salah satu penyebab menurunnya minat membeli perlengkapan kemerdekaan.
Ia mengatakan, mungkin masyarakat sekarang lebih berhati-hati dalam pengeluaran, apalagi menjelang bulan Agustus ini. Banyak yang memilih untuk lebih berhemat sehingga membeli bendera pun menjadi pilihan kedua.
"Mungkin seperti itu keadaannya sekarang menjelang 17 Agustus," ungkapnya.
Situasi ini memberikan tantangan tersendiri bagi para pedagang bendera konvensional. Mereka harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan perubahan tren agar dapat bertahan di tengah persaingan pasar yang semakin kompetitif. (cr02/enn)