Koleksi Museum Hilang dan Rusak, Pemerintah Sesalkan Aksi Anarkis yang Rusak Bangunan Bersejarah

Kondisi terakhir Gedung Cagar Budaya tingkat Kota Bandung di Jalan Diponegoro No 20 yang terdampak aksi anarkis. -ANTARA/HO-Kementerian Kebudayaan -

JAKARTA – Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia menyatakan keprihatinan mendalam atas aksi anarkis yang merusak sejumlah bangunan bersejarah dan museum di berbagai daerah, termasuk Kediri, Surabaya, dan Bandung.

Kerusakan tersebut terjadi sebagai dampak dari aksi unjuk rasa yang berlangsung pada Sabtu (30/8).

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan bahwa meskipun kebebasan menyampaikan pendapat dijamin oleh konstitusi, tindakan vandalisme yang merusak aset budaya nasional adalah sebuah kehilangan besar bagi bangsa.

“Kami sangat menyesalkan peristiwa ini. Koordinasi telah kami lakukan dengan pemerintah daerah, aparat penegak hukum, dan pihak pengelola museum guna memastikan keamanan koleksi dan memulai langkah-langkah pemulihan,” ujar Fadli dalam keterangan tertulis di Jakarta.

BACA JUGA:Harga BBM di SPBU Vivo Naik Mulai 1 September 2025, Hanya Solar Diesel yang Turun

BACA JUGA:Bupati Merangin H. M. Syukur: Alhamdulillah, Jalan Sungai Pinang–Ngaol Kini Lancar Dilalui

Salah satu dampak terparah terjadi di Museum Bagawanta Bhari di Kediri, Jawa Timur. Sejumlah koleksi penting dilaporkan hilang dan rusak, di antaranya kepala patung Ganesha, koleksi wastra (kain batik), serta beberapa buku kuno. Selain itu, miniatur lumbung mengalami kerusakan berat.

Namun, beberapa artefak seperti arca Bodhisatwa dan bata bertuliskan mantra berhasil diselamatkan berkat tindakan cepat dari juru pelihara Kementerian Kebudayaan.

Fadli menegaskan bahwa pihaknya akan terus memantau proses pemulihan dan berupaya mengembalikan fungsi museum sebagai pusat edukasi, pelestarian budaya, dan destinasi wisata sejarah.

“Saya mengajak siapa pun yang membawa koleksi museum agar mengembalikannya ke Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI atau langsung ke pihak Museum Bagawanta Bhari,” tegasnya.

BACA JUGA:Mahasiswa UNJA Raih Juara 3 pada Nursing Debate Competition Tingkat Nasional

BACA JUGA:Dari Batok Kelapa Menjadi Karya: Batoku Jambi dan SDS Guang Ming Cetak Generasi Pengrajin Muda

Tak hanya di Kediri, kerusakan juga terjadi pada dua gedung cagar budaya lainnya:

Gedung Grahadi Surabaya, rumah dinas Gubernur Jawa Timur yang dibangun pada 1795, mengalami kebakaran di bagian barat depan. Gedung ini merupakan cagar budaya tingkat provinsi.

Di Bandung, Gedung Cagar Budaya di Jalan Diponegoro No. 20 yang dibangun pada era 1920-an juga terdampak. Gedung berarsitektur Indische Empire ini dulunya merupakan rumah dinas Wakil Gubernur Jawa Barat.

Menbud Fadli mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menghargai warisan sejarah bangsa dan menjaga kelestarian museum serta situs cagar budaya di wilayah masing-masing.

BACA JUGA:Harga Emas Antam Turun Tipis ke Rp1,978 Juta per Gram

BACA JUGA:Airlangga Bantah Isu Menkeu Sri Mulyani Mengundurkan Diri dari Kabinet

“Museum dan cagar budaya adalah milik kita bersama. Ini bukan sekadar bangunan, tapi representasi dari peradaban dan sejarah panjang bangsa Indonesia,” ujarnya.

Ia menutup pernyataan dengan ajakan untuk menjadikan pelestarian budaya sebagai bagian dari kesadaran kolektif, terutama di tengah dinamika sosial yang sedang berlangsung. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan