Jenis Susu Nabati, Favoritnya Gen Z Banget!

Reporter: Rizal Zebua |

Editor: Rizal Zebua |

Selasa , 16 Sep 2025 - 21:27

-Ist/Jambi Independent-Jambi Independent

Jika dulu susu identik dengan sapi, kini pilihannya jauh lebih beragam. Di kafe-kafe kekinian, menu latte dengan tambahan oat milk atau almond milk bukan hal yang asing lagi. Bahkan di supermarket, rak susu dari olahan nabati semakin banyak, menandakan bahwa tren plant-based milk semakin banyak digemari.

Fenomena ini bukan hanya sekadar gaya hidup vegan, tetapi juga mencerminkan perubahan cara orang memandang apa yang mereka konsumsi. Generasi muda, khususnya Gen Z dan milenial, mulai sadar dengan apa yang mereka konsumsi bukan cuma soal rasa, tapi juga berdampak pada kesehatan dan lingkungan.

Ada beberapa alasan mengapa susu nabati banyak digemari. Pertama, semakin banyak orang yang mengalami intoleransi laktosa, sehingga mencari alternatif yang lebih ramah di perut.

BACA JUGA:Konsep Foto Prewedding Unik

Kedua, isu kesehatan dan diet rendah kolesterol membuat orang mulai melirik susu yang lebih ringan. Dan ketiga, ada faktor lingkungan. Memproduksi susu sapi memerlukan banyak lahan, air, dan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih besar dibanding susu nabati.

Ragam Susu Nabati dan Manfaatnya

1. Susu Kedelai (Soy Milk)

Salah satu pelopor susu nabati, dengan rasa yang netral dan punya kandungan protein paling tinggi di antara susu nabati lainnya. Sangat mudah dijumpai di sekitar rumah, bahkan banyak juga penjual susu kedelai keliling. Dengan kandungan isoflavon, susu kedelai juga punya manfaat untuk menjaga kesehatan jantung dan tulang.

2. Susu Almond (Almond Milk)

Susu ini terasa ringan, rendah kalori, dan kaya vitamin E. Teksturnya cenderung encer, pas untuk campuran smoothie atau diminum langsung. Cocok juga bagi yang sedang diet karena kadar kalorinya yang rendah.

3. Susu Oat (Oat Milk)

Susu Oat ini tengah digandrungi di dunia susu nabati. Teksturnya creamy, manis alami, dan cocok untuk kopi latte karena bisa menghasilkan foam yang tebal. Mengandung serat beta-glucan yang dapat membantu menurunkan kolesterol.

4. Susu Kelapa (Coconut Milk)

jenis susu nabati, favoritnya gen z banget!                            jika dulu susu identik dengan sapi, kini pilihannya jauh lebih beragam. di kafe-kafe kekinian, menu latte dengan tambahan oat milk atau almond milk bukan hal yang asing lagi. bahkan di supermarket, rak susu dari olahan nabati semakin banyak, menandakan bahwa tren plant-based milk semakin banyak digemari.
fenomena ini bukan hanya sekadar gaya hidup vegan, tetapi juga mencerminkan perubahan cara orang memandang apa yang mereka konsumsi. generasi muda, khususnya gen z dan milenial, mulai sadar dengan apa yang mereka konsumsi bukan cuma soal rasa, tapi juga berdampak pada kesehatan dan lingkungan.
ada beberapa alasan mengapa susu nabati banyak digemari. pertama, semakin banyak orang yang mengalami intoleransi laktosa, sehingga mencari alternatif yang lebih ramah di perut.
baca juga:konsep foto prewedding unik
baca juga:tradisi lempar bunga di pernikahan, dari inggris abad ke-18 hingga jadi tren di indonesia
kedua, isu kesehatan dan diet rendah kolesterol membuat orang mulai melirik susu yang lebih ringan. dan ketiga, ada faktor lingkungan. memproduksi susu sapi memerlukan banyak lahan, air, dan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih besar dibanding susu nabati.
ragam susu nabati dan manfaatnya
1. susu kedelai (soy milk)
salah satu pelopor susu nabati, dengan rasa yang netral dan punya kandungan protein paling tinggi di antara susu nabati lainnya. sangat mudah dijumpai di sekitar rumah, bahkan banyak juga penjual susu kedelai keliling. dengan kandungan isoflavon, susu kedelai juga punya manfaat untuk menjaga kesehatan jantung dan tulang.
2. susu almond (almond milk)
susu ini terasa ringan, rendah kalori, dan kaya vitamin e. teksturnya cenderung encer, pas untuk campuran smoothie atau diminum langsung. cocok juga bagi yang sedang diet karena kadar kalorinya yang rendah.
3. susu oat (oat milk)
susu oat ini tengah digandrungi di dunia susu nabati. teksturnya creamy, manis alami, dan cocok untuk kopi latte karena bisa menghasilkan foam yang tebal. mengandung serat beta-glucan yang dapat membantu menurunkan kolesterol.
4. susu kelapa (coconut milk)
santan adalah sebutan lokalnya. kaya lemak sehat mct (medium chain triglycerides) yang mampu menambah energi dengan cepat. rasanya gurih, cocok untuk masakan asia hingga dessert tropis. meski begitu, susu kelapa punya kadar lemak jenuh yang tinggi, sehingga lebih baik dikonsumsi secukupnya.
5. susu kacang mete (cashew milk)
teksturnya creamy dengan rasa gurih yang lembut. kaya akan magnesium dan zat besi, cashew milk jadi pilihan yang unik untuk campuran sup atau saus pasta. rasanya yang “mewah” membuat susu ini menjadi primadona bagi pecinta kuliner sehat.
6. susu beras (rice milk)
pilihan aman bagi mereka yang alergi susu maupun kacang-kacangan. rasanya manis alami, meski rendah protein. biasanya dikonsumsi langsung atau ditambahkan ke sereal. mengandung karbohidrat yang tinggi, sehingga tidak cocok bagi penderita diabetes.
plant-based milk bukan hanya soal makanan sehat, tapi juga menyimpan nilai gaya hidup. di media sosial, banyak orang memamerkan kreasi olahan plant-based milk, mulai dari matcha oat latte hingga smoothie almond berry.
tips memilih plant-based milk
• sesuaikan dengan kebutuhan. apabila butuh protein, pilih soy milk. apabila perlu yang rendah kalori, pakai almond milk. ingin yang creamy, beli oat milk.
• selalu periksa label kemasan. pastikan untuk menghindari produk yang memakai gula tambahan tinggi.
• perhatikan fortifikasi. pilih susu nabati yang diperkaya kandungan kalsium dan vitamin d, terutama untuk anak-anak.
• coba brand lokal, apalagi sudah banyak brand dari indonesia yang menawarkan plant-based milk berkualitas dengan harga terjangkau.
plant-based milk bukan hanya sekadar pengganti susu sapi, melainkan punya keunikan sendiri dari segi rasa, manfaat, dan ciri khas gaya hidup yang melekat. dari kedelai hingga oat, setiap jenis susu nabati membawa kisahnya masing-masing, tentang kesehatan, lingkungan, dan gaya hidup yang terus berkembang. (*)