Tingkat Kekeruhan Sungai Naik, Produksi Air Tirta Mayang Terhambat

KERUH: Kondisi air Sungai Batanghari yang keruh sehingga mempengaruhi produksi air PDAM.//-RIZAL ZEBUA/JAMBI INDEPENDENT -Jambi Independent

JAMBI – Meningkatnya tingkat kekeruhan air Sungai Batanghari dalam beberapa pekan terakhir berdampak langsung terhadap operasional Perumda Air Minum Tirta Mayang.

 

Kualitas air baku yang memburuk menyebabkan penurunan produksi dan gangguan distribusi kepada sejumlah pelanggan.

Direktur Utama Tirta Mayang, Dwike Riantara, menjelaskan bahwa berdasarkan pemantauan laboratorium internal yang dilakukan setiap jam, tingkat kekeruhan air di Intake Aurduri dan Pulau Pandan mengalami lonjakan signifikan.

Dari kondisi normal sekitar 300–350 NTU (Nephelometric Turbidity Unit), angkanya meningkat drastis hingga mencapai 1.090 NTU pada Senin, 15 September 2025.

BACA JUGA:Modus Penipuan Melalui Sosmed Tanjabtim, Pasca Pelantikan Pejabat

BACA JUGA:568 PPPK Tahap II Segera Dilantik, BKPSDM Muaro Jambi: Di September Ini di Kawasan Candi

“Dalam kondisi seperti ini, kami harus menggunakan koagulan 50 persen lebih banyak agar kualitas air tetap aman untuk dikonsumsi,” ujar Dwike.

Demi menjaga kualitas dan keamanan air, Tirta Mayang terpaksa mengurangi volume produksi dan distribusi sebesar 10 persen dari kapasitas normal.

Hal ini berdampak pada sebagian pelanggan yang dilayani oleh Instalasi Pengolahan Air (IPA) Broni 2, yang kini mengalami penurunan tekanan air hingga aliran air menjadi sangat kecil. Bahkan, sejumlah pelanggan berpotensi tidak menerima pasokan air sama sekali.

Dwike menyarankan bagi pelanggan yang terdampak dan tidak menerima suplai air agar segera menghubungi layanan pengaduan pelanggan di nomor 0821 2121 9692 untuk mendapatkan bantuan pengiriman air melalui mobil tangki.

Adapun wilayah-wilayah yang terdampak meliputi 14 kelurahan, antara lain Tambak Sari, Pakuan Baru, Kebun Handil, Handil Jaya, Cempaka Putih, The Hok, Talang Jauh, Sungai Putri, Beliung, Simpang Empat Sipin, Simpang Tiga Sipin, Selamat, Telanaipura dan Solok Sipin.

Sementara itu, IPA Broni 1 serta IPA lainnya seperti Aurduri, Tanjung Sari, Tanjung Johor, dan Pasir Panjang masih dapat beroperasi secara normal tanpa gangguan distribusi.

Tirta Mayang juga menyampaikan bahwa pihaknya telah mengambil langkah-langkah teknis sebagai bentuk respons atas kondisi ini, antara lain menyesuaikan volume produksi dan distribusi di IPA Broni 2.

Kemudian, melakukan monitoring kualitas air baku di seluruh intake Sungai Batanghari secara berkala. Serta melakukan pengurasan lumpur pada reservoir secara bertahap.

Lebih lanjut, Dwike berharap instansi terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi, Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi, Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VI, serta Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Kota Jambi, dapat segera menelusuri penyebab peningkatan kekeruhan ini dan mengambil langkah-langkah penanganan yang diperlukan.

 

 

“Kami sangat berharap ada investigasi dan penanganan dari pihak berwenang agar kondisi ini tidak berlarut-larut,” pungkas Dwike. (zen/enn)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan