Korban Tewas di Gaza Tembus 65 Ribu Jiwa
SERANGAN: Asap membumbung tinggi setelah serangan udara Israel yang menghantam dan menghancurkan beberapa bangunan dan menara di Kota Gaza pada Minggu, 14 September 2025.- Ist/Jambi Independent-Jambi Independent
GAZA - Tercatat sebanyak 65.000 warga Palestine menjadi korban meninggal dunia akibat serangan Israel sejak Oktober 2023. Selain korban meninggal, Kementerian Kesehatan Gara juga mencatat sebanyak 165 ribu lainnya menjadi korban luka-luka.
"Jumlah korban agresi Israel bertambah menjadi 65.062 orang sejak 7 Oktober 2023, dengan 165.697 lainnya terluka," ungkap Kementerian Kesehatan Gaza dalam peryantaan resminya.
Sementara itu, dalam sehari terakhir tercatat 98 orang meninggal dunia dan 385 orang terluka dan dirawat di rumah sakit Jalur Gaza.
Sejak 18 Maret, setelah militer Israel kembali melancarkan serangan, tercatat lebih dari 12.500 warga di Jalur Gaza meninggal dunia, sementara sekitar 53.600 orang lainnya mengalami luka-luka.
BACA JUGA:KPK Bakal Cek LHKPN Wali Kota Prabumulih
BACA JUGA:KSP Kaji Kebijakan Impor BBM Satu Pintu
Memasuki awal September, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mulai menggempur sejumlah gedung tinggi di Kota Gaza yang disebut sebagai markas kelompok Palestina, sebagaimana dilaporkan pihak militer Israel.
Kemudian pada 4 September, juru bicara IDF, Efi Defrin, menyatakan bahwa pasukan mereka telah menguasai sekitar 40% wilayah Kota Gaza dan berencana memperluas operasi militer dalam beberapa hari mendatang.
Pada 7 Oktober 2023, Israel dikejutkan oleh serangan roket besar-besaran yang menghantam Jalur Gaza.
Setelah serangan itu, kelompok Hamas berhasil menembus perbatasan, menyerang pasukan militer sekaligus warga sipil, serta menyandera lebih dari 200 orang.
Data otoritas mencatat, sekitar 1.200 korban jiwa di pihak Israel tewas akibat serangan tersebut.
Sebagai respons, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melancarkan Operasi Pedang Besi, yang mencakup gempuran ke berbagai target, termasuk kawasan sipil, serta menetapkan blokade penuh atas Jalur Gaza dengan memutus suplai air, listrik, bahan bakar, makanan, dan obat-obatan. (*)