Santri Tewas Penuh Luka, Kemenag Siap Cabut Izin Ponpes Fathul Ulum Jika Terbukti Lalai

AKP Hanafi Dita Utama, Kasat Reskrim Polres Muarojambi.-Ist/Jambi Independent-Jambi Independent

MUAROJAMBI - Kematian tragis seorang santri bernama M Rido dari Pondok Pesantren Fathul Ulum, Sungai Bahar, menjadi sorotan publik.

Rido, santri muda dari Desa Panca Bakti, menghembuskan napas terakhirnya di rumah sakit, setelah sebelumnya mengalami demam tinggi, muntah darah, dan ditemukan dengan tubuh penuh lebam. Pihak keluarga menyebut, ada kejanggalan yang tak bisa ditutupi, anak mereka seperti habis disiksa.

Kini, Kantor Kementerian Agama Muarojambi tak lagi bisa tinggal diam. Kepala Kemenag Muaro Jambi, Buhry, menyatakan bahwa jika terbukti ada unsur kelalaian atau kesengajaan dari pihak pondok, izin operasional bisa langsung dicabut.

“Sanksi terberatnya adalah pencabutan izin operasional. Kami tunggu hasil dari pihak kepolisian,” sampainya.

BACA JUGA:Serunya Nocturnity Riding Jilid II, Satukan Komunitas Honda Jambi

BACA JUGA:Tangkap Pemuda Bawa Egrek

Bukan gertakan. Kemenag bahkan telah mengawal proses pemeriksaan yang sedang berlangsung di Polres Muaro Jambi. Pimpinan pondok, santri satu kamar dan satu kelas dengan korban, hingga Ketua Forum Komunikasi Pimpinan Ponpes ikut diperiksa. Bahkan Kasi Ponpes Kemenag sendiri juga ikut dimintai keterangan.

Sementara itu, Satreskrim Polres Muarojambi mulai membuka lembaran awal penyelidikan. AKP Hanafi Dita Utama, Kasat Reskrim, menyatakan pihaknya masih menunggu hasil visum dari rumah sakit. Namun, proses klarifikasi kepada sejumlah saksi kunci telah dimulai.

“Pengambilan keterangan untuk data awal sudah kami lakukan. Tapi untuk kesimpulan, kita tunggu hasil visum. Keluarga juga belum buat laporan karena masih berduka,” katanya.

Untuk diketahui, korban bernama M Rido, santri asal Desa Panca Bakti, Sungai Bahar, meninggal dunia pada Kamis (25/9) lalu. Keluarga korban menduga kuat bahwa kematiannya tidak wajar dan kemungkinan disebabkan oleh penganiayaan di lingkungan pondok pesantren.

Sebelum meninggal, M Rido sempat mengalami demam tinggi dan dibawa pulang oleh pihak pondok. Kondisinya terus memburuk hingga akhirnya dirujuk ke beberapa rumah sakit, mulai dari RSUD Sungai Bahar, RSUD Abdul Manap, hingga RSUD Raden Mattaher Jambi, tempat ia menghembuskan napas terakhir.

Pihak keluarga menyebut terdapat lebam dan luka di tubuh M Rido. Bahkan, korban disebut sempat muntah darah sebelum meninggal. 

"Ada luka-luka di tubuh, lebam memar di badan," kata pihak keluarga. 

Dia mengatakan dokter RSUD Raden Mattaher Jambi juga sempat mengungkapkan ada yang tidak wajar dengan kondisinya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan