Main Character Energy: Bisa Jadi Bumerang jika Salah Diterapkan

-Ist/Jambi Independent-Jambi Independent

4. Ciptakan Panggung Sendiri: Sebagai seorang tokoh utama, tidak perlu membandingkan diri sendiri atau menunggu untuk disorot. Bangun momen dan ruang Anda sendiri untuk mengekspresikan hal yang disukai tanpa rasa takut. 

5. Memberikan Batasan yang Jelas: Walaupun menjadi karakter utama dalam hidup, tapi bukan berarti menjadi karakter utama dalam cerita orang lain. Sehingga tetaplah fokus mencapai tujuan hidup Anda sendiri. Hindari melibatkan diri dalam kehidupan orang lain. 

Di balik manfaat yang diberikan, main character energy juga memiliki sisi negatif jika tidak diterapkan dengan bijak.

Salah satunya muncul sindrom karakter utama. Yaitu kondisi saat seseorang merasa terlalu hebat. Hingga menganggap dirinya sebagai pusat dari segalanya. 

Selain itu, fenomena tersebut juga dapat menyebabkan rasa percaya diri yang berlebihan, perubahan cara pandang dalam melihat dunia, kurangnya empati, selalu ingin mencari perhatian, bahkan meremehkan masalah. 

Contohnya dapat dilihat pada sosok Joe Goldberg, tokoh utama dalam serial You. Joe menganggap dirinya sebagai protagonis dalam ceritanya sendiri. Tetapi justru ia melakukan tindakan kriminal berbahaya demi memenuhi keinginannya.  

Hal itu menunjukkan bahwa main character energy dapat menjadi hal yang toksik dan narsistik. Itu jika digunakan dengan cara yang salah. Juga tanpa dibarengi kesadaran.

Fenomena main character energy sebenarnya dapat menjadi alat positif untuk mengembangkan dan membangun kepercayaan diri. 

Namun, dalam penerapannya harus dibarengi dengan kesadaran dan tanggung jawab. Supaya tidak menimbulkan dampak buruk.  

Selain itu, menjadi tokoh utama bukan berarti harus sempurna. Sebaliknya, main character energy dapat menjadi dorongan untuk hidup penuh makna dengan segala keunikan yang dimiliki. (*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan