Terekam di Seismograf, Gunung Semeru Erupsi 5 Kali dengan Tinggi Letusan 500 mdpl

Gunung Semeru kembali erupsi dengan tinggi letusan 500 meter di atas puncak pada Selasa (30/9) pagi. -ANTARA/HO-PVMBG-

LUMAJANG – Gunung Semeru, yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi sebanyak lima kali pada Selasa (30/9). 

Letusan disertai kolom abu setinggi 500 meter di atas puncak, atau setara dengan 4.176 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Erupsi pertama tercatat terjadi pada pukul 06.38 WIB, berdasarkan pengamatan dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru. 

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal, condong ke arah barat daya. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat. 

BACA JUGA:Gandeng Kejaksaan Agung, Kemenhaj Sisir Potensi Kebocoran Dana Haji hingga Rp5 Triliun

BACA JUGA:Musala Ponpes Ambruk, Satu Santri Meninggal dan Puluhan Lainnya Luka-Luka

Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 20 mm dan durasi 92 detik.

"Kemudian erupsi kedua terjadi pada pukul 07.36 WIB. Visual letusan tidak teramati," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Liswanto dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang, Selasa.

Tidak selang lama, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu erupsi kembali pada pukul 08.06 WIB dengan visual letusan tidak teramati. Kemudian erupsi keempat terjadi pukul 11.01 WIB dengan visual letusan tidak teramati.

Lalu terjadi lagi erupsi pada pukul 11.35 WIB dengan visual letusan tidak teramati dan saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung.

BACA JUGA:Baru 3 Hari Pelantikan, Pejabat Baru Pemkab Merangin Langsung Kena Sidak Bupati HM Syukur

BACA JUGA:Punya Tunggakan PBB? Warga Kota Jambi Tetap Bisa Bayar, Ini Kata Wali Kota

Liswanto mengatakan Gunung Semeru masih berstatus Waspada atau Level II, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara, sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, kata dia, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan