Madrasah Diniyah Terancam Tutup, Jika SD Terapkan Full Day School

TERANCAM : Anak anak saat belajar di Madrasah. Keberadaan Madrasah terancam tutup jika SD terapkan full day school.-Ist/Jambi Independent-Jambi Independent

MUARASABAK – Rencana penerapan program Full Day School (FDS) di tingkat Sekolah Dasar (SD) menimbulkan kekhawatiran bagi dunia pendidikan keagamaan di Kabupaten Tanjab Timur.

Pasalnya, jika kebijakan tersebut benar-benar diterapkan, keberlangsungan kegiatan belajar di Madrasah Diniyah (Madin) dikhawatirkan akan terhenti.

Selama ini, Madrasah Diniyah menjadi lembaga pendidikan nonformal yang berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai agama kepada anak-anak sekolah dasar. 

Kegiatan belajar mengajar biasanya dilaksanakan setiap sore, mulai pukul 14.00 hingga 17.00 WIB, setelah siswa pulang dari sekolah umum.

BACA JUGA:Bupati Hurmin Dorong Penegerian PAUD, Dan Wajib Belajar 13 Tahun di Sarolangun

BACA JUGA:Terima Bantuan Bedah Rumah 146 Unit, Wako Alfin: Manfaatkan Agar Rumah Layak, Sehat dan Nyaman

Namun, dengan adanya program Full Day School, jam pulang siswa diperkirakan mundur hingga pukul 15.30 WIB, sehingga waktu untuk mengikuti Madin menjadi sangat terbatas.

Aspendri, selaku Plt. Kasi Pendidikan Madrasah, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tanjab Timur, menyampaikan kekhawatirannya terhadap wacana tersebut. 

Dirinya menilai, kebijakan ini bisa berdampak besar terhadap keberadaan Madin di daerah, karena berbenturan dengan jam sekolah.

"Kalau Full Day School diterapkan di SD, anak-anak tidak punya waktu lagi untuk belajar agama atau mengaji di sore hari. Ini tentu sangat memprihatinkan," ujarnya.

Aspendri menegaskan bahwa penerapan Full Day School sebaiknya difokuskan pada jenjang pendidikan SMP dan SMA. Alasannya, mayoritas siswa Madrasah Diniyah adalah anak-anak usia Sekolah Dasar yang masih membutuhkan pembinaan karakter dan pemahaman agama secara mendasar.

"Boleh saja Full Day School diterapkan, tapi kalau bisa hanya untuk jenjang SMP ke atas. Anak SD masih perlu ruang untuk belajar agama di luar sekolah," ucapnya.

Dirinya juga menjelaskan, Madrasah Diniyah merupakan lembaga pendidikan yang tumbuh dari partisipasi masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab bersama dalam memberikan pendidikan agama kepada anak-anak.

"Madin ini berdiri dari swadaya masyarakat. Mereka mendirikan sekolah ini agar anak-anak di desa memiliki tempat belajar agama setelah pulang sekolah. Kalau Madin ditutup, artinya kita kehilangan wadah penting dalam membentuk akhlak dan moral generasi muda," jelasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan