Bahasa Portugis Segera Diajarkan di Sekolah
Presiden RI, Prabowo Subianto bersama Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva.-Antara/Jambi Independent-Jambi Independent
JAKARTA - Presiden RI Prabowo Subianto menyebut bahwa bahasa Portugis masuk ke dalam kurikulum pendidikan di Indonesia.
"Saya yakin bahwa dalam waktu yang akan datang kita akan menghasilkan capaian lebih baik. Sebagai bukti bahwa kami memandang Brasil sangat penting, saya telah memutuskan bahwa bahasa Portugis akan menjadi salah satu prioritas bahasa disiplin pendidikan Indonesia," kata Prabowo usai bertemu dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di Istana Merdeka, Kamis (23/10).
Prabowo mengungkapkan bahwa hal ini sebagai bentuk mempererat koneksi budaya dan pendidikan antarkedua negara.
Selain itu, sebagai bentuk pengakuan atas peran penting Brasil dalam hubungan luar negeri Indonesia.
BACA JUGA: Jaga Ekosistem Gambut di Jambi, DLH Jambi Tekankan Sinergi Multipihak
BACA JUGA:Wali Kota Jambi Dapat Penghargaan Bergengsi DMDI di Konvensyen DMDI ke-23 Jakarta
"Selain bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang, Bahasa Korea, Perancis, Jerman, dan Rusia. Bahasa Portugis menjadi bahasa prioritas bagi kita, Portugis dan Spanyol," imbuhnya.
Sebelumnya, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengungkapkan kebahagiannya mengunjungi Indonesia usai 17 tahun tak berkunjung.
"Saya ingin mengatakan bahwa dengan kegembiraan besar saya kembali ke Indonesia setelah 17 tahun," kata Lula saat bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Kamis (23/10).
Ia mengatakan hubungan Indonesia dengan Brasil telah terjalin selama 2008. Ia menyebut sejak saat itu hubungan Indonesia dan Brasil sangat berkembang dengan positif.
"Bersama-sama kita mewakili hampir 500 juta penduduk 280 juta di Indonesia, 210 juta di Brasil. Kita memiliki ekonomi berkembang yang kuat," ungkapnya.
Ia menyadari kedua negara masih banyak kekurangannya untuk mensejahterakan masyarakat.
"Dua bangsa yang masih banyak kekurangan dalam meningkatkan kesejahteraannya, sehingga membutuhkan program sosial untuk membantu," sambungnya.
Ia berharap dengan adanya pertemuan ini, kedua negara bisa menjamin capaian politik hingga ekonomi bagi masyarakat kedua negara. (*)