Air Hujan di Jakarta Tercemar Mikroplastik, Guru Besar IPB: Ancaman Serius bagi Kesehatan
ilustrasi hujan asam-Jambi Independent -pexels.com/Aleksandar Pasaric
JAMBIKORAN.COM - Ibu Kota kini menghadapi ancaman pencemaran yang tidak terduga. Mikroplastik (MP), partikel plastik berukuran sangat kecil, ditemukan dalam air hujan di Jakarta.
Temuan ini diungkap Guru Besar IPB University, Profesor Etty Riani, yang menyoroti bahaya besar terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan warga.
Profesor Etty, pakar dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, menjelaskan bahwa fenomena ini sangat mungkin terjadi karena partikel nanoplastik yang ringan dapat dengan mudah terangkat ke atmosfer.
“Jangan senang dulu melihat hujan turun di Jakarta. Air hujan memang terlihat bersih, tetapi sebenarnya menjadi medium pembawa partikel mikroplastik dari udara,” ujar Etty dalam keterangannya, Selasa (21/10/2025).
BACA JUGA:Data Terbaru! 484 Kasus Kecelakaan Terjadi di Jambi, 48 Orang Tewas di Jalan Raya
BACA JUGA:Pria Bogor Nekat Ceburkan Diri dari Kapal Feri di Bali, Polisi Ungkap Motifnya
Ia menjelaskan, hujan berperan seperti pencuci udara. Mikroplastik yang melayang di atmosfer menyatu dengan tetesan air hujan.
Karena ukurannya sangat kecil, partikel ini tidak terlihat kasat mata, membuat air hujan tampak jernih padahal sudah tercemar.
Lebih lanjut, Etty mengungkapkan bahwa sumber utama mikroplastik di atmosfer berasal dari aktivitas manusia sehari-hari.
Gesekan ban kendaraan bermotor, sampah plastik kering yang terbawa angin, hingga serat pakaian sintetis menjadi kontributor terbesar.
BACA JUGA:Batanghari Stabil, Satgas Jambi Temukan Ada Selisih Harga Eceran Tertinggi Beras di Pasar Sarolangun
BACA JUGA:Saksi Sebut Terdakwa Suliyanti Anggota DPRD Pasif , Minta KPK Proses Anggota Dewan Lainnya
“Partikel ini bisa berasal dari pelapukan sampah plastik, gesekan ban mobil, dan serat pakaian sintetis,” jelasnya.
Selain mencemari lingkungan, Etty menegaskan mikroplastik juga berdampak langsung pada kesehatan manusia.
Di dalam plastik terdapat bahan aditif berbahaya, yang dapat menyebabkan gangguan hormon bahkan meningkatkan risiko kanker.
“Plastik bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga masalah kesehatan. Kandungan kimia di dalamnya bisa memicu gangguan hormonal dan kanker,” tegasnya.
BACA JUGA:Polres Batang Hari Gelar Donor Darah dalam Rangka HUT Humas Polri ke-74
BACA JUGA:Menjelajah Rasa Kuliner Nusantara dari Ketinggian Kota di Swiss-Belhotel Jambi
Melihat kondisi ini, Etty mendesak pemerintah dan masyarakat untuk mengubah gaya hidup dengan meminimalkan penggunaan plastik sekali pakai.
Ia juga meminta pemerintah memberlakukan sanksi tegas bagi pelanggar kebijakan pengurangan plastik.
“Kita perlu hidup lebih sederhana dan kembali ke alam. Kurangi penggunaan plastik, hindari produk perawatan tubuh yang mengandung mikroplastik, dan biasakan memilah sampah sejak dari rumah,” ujarnya.
Menurut Etty, langkah kolektif antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci untuk mengurangi pencemaran mikroplastik di Jakarta sebelum dampaknya semakin luas. (*)