Kesenjangan Digital Bikin Gaya Parenting Ibu Milenial Berbeda, Apa Penyebabnya?

Kesenjangan Digital Bikin Gaya Parenting Ibu Milenial Berbeda, Apa Penyebabnya?--

Penelitian Setyastuti dan rekan-rekannya (2020) menunjukkan bahwa ibu-ibu di daerah pedesaan cenderung mempertahankan pola pengasuhan tradisional yang diwariskan turun-temurun.

Kondisi ini memperlebar kesenjangan dalam pola asuh di Indonesia. Ibu dari kelompok ekonomi tinggi memiliki akses terhadap informasi modern tentang nutrisi, tumbuh kembang, dan metode pengasuhan positif, sedangkan ibu di kelompok ekonomi rendah masih berpegang pada praktik lama yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan anak masa kini.

BACA JUGA:Kejati Jambi Tahan 4 Tersangka Korupsi DAK SMK Rp21,8 Miliar, Siapa Saja Mereka?

BACA JUGA:Bupati Dedy Putra Lantik Mahmud Sebagai Rio Baru Tegaskan Amanah dan Integritas Pemimpin Desa

Perbedaan akses ini berpotensi memengaruhi kualitas interaksi antara ibu dan anak, serta perkembangan sosial dan psikologis anak di kemudian hari.

Jika dibiarkan, kesenjangan digital ini bukan hanya menciptakan ketimpangan dalam gaya pengasuhan, tetapi juga dapat berdampak pada masa depan anak-anak Indonesia.

Anak dari keluarga dengan akses informasi yang lebih luas memiliki peluang tumbuh di lingkungan yang lebih stimulatif, sementara anak dari keluarga dengan keterbatasan digital berisiko tertinggal dalam hal perkembangan dan kesiapan menghadapi dunia modern.

Untuk itu, perlu langkah nyata agar seluruh lapisan masyarakat memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan informasi pengasuhan berbasis sains.

BACA JUGA:Kajari Merangin Langsung Disambut Meriah oleh Forkopimda dan Pemkab

BACA JUGA:8.050 Siswa di Batang Hari Dapat Uang Tunai dari Pemerintah! Cek Siapa Saja yang Beruntung

Pemerintah dan lembaga non-profit diharapkan lebih aktif meningkatkan literasi digital di daerah pedesaan melalui pelatihan dan program sosialisasi.

Selain itu, platform media sosial dan aplikasi parenting juga perlu dirancang lebih inklusif agar mudah diakses oleh semua kalangan.

Tak kalah penting, para influencer dan komunitas parenting diharapkan menampilkan sisi realistis dari kehidupan keluarga.

Konten yang menunjukkan keseimbangan antara keberhasilan dan tantangan dalam mengasuh anak dapat membantu mengurangi tekanan sosial terhadap para ibu, serta menciptakan ruang empati yang lebih luas.

BACA JUGA:Ayah dan Anak Tiri Curi Uang

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan