Kinerja Perekonomian Regional Jambi Tumbuh 4,03 persen

Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Jambi, Burhani AS. Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Jambi, Burhani AS. -IST/JAMBI INDEPENDENT-Jambi Independent
JAMBI – Secara nasional, APBN terjaga surplus dengan kinerja secara keseluruhan on-track, sebagaimana dikutip dari Siaran Pers Menteri Keuangan.
Seiring aktivitas ekonomi domestik yang terjaga, kinerja APBN masih hingga 15 Maret 2024 masih mencatat surplus, namun perlu mengantisipasi perlambatan Pendapatan Negara.
APBN 2024 terus dioptimalkan sebagai shock absorber untuk melindungi daya beli, menjaga stabilitas ekonomi, dan mendukung berbagai agenda pembangunan.
Peran APBN sebagai shock absorber didukung dengan kondisi perkonomian regional yang solid, termasuk Provinsi Jambi. Kinerja baik perekonomian level regional Provinsi Jambi mengalami pertumbuhan perekonomian sebesar 4,03 persen (yoy).
BACA JUGA:KPU Jelaskan Kronologi Terlambatnya Penerbitan Berita Acara
BACA JUGA:Kementerian PANRB Setujui Formasi 23.200 ASN Kemenkes
Pertumbuhan tersebut didukung oleh berbagai sektor, yaitu Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 31,83 persen; Pertambangan dan Penggalian sebesar 15,31 persen; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 13,30 persen.
Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Jambi, Burhani AS mengatakan, dari sisi indikator inflasi gabungan Provinsi Jambi bulan Februari 2024 berada di angka 0,13 persen (mtm) dan 3,19 persen 0(yoy).
Andil inflasi terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 7,05 persen.
“Komoditas pendorong inflasi bulan ini adalah beras, daging ayam ras, dan cabai merah,” katanya.
BACA JUGA:Ops Timah
BACA JUGA:Ekspor Jambi Capai Rp189,02 Juta Dolar AS
Neraca Perdagangan (NP) Jambi, lanjutnya hingga Februari 2024 terdiri atas nilai devisa ekspor sebesar USD 181,79 Juta dan devisa impor sebesar USD 1,58 Juta. Pada sisi ekspor, kontribusi terbesar disumbangkan oleh ekspor kelompok Pertambangan yaitu sebesar 71,02 persen, diikuti Kelompok Industri sebesar 25,32 persen, dan Kelompok Pertanian sebesar 3,66 persen.
“Sementara pada sisi impor, kontribusi terbesar disumbangkan Kelompok Mesin dan Alat Angkutan sebesar 52,36 persen diikuti kelompok komoditi hasil industri dan lainnya sebesar 27,75 persen,” paparnya.