Api di Stocpile Batubara Sulit Dipadamkan
--
MUAROJAMBI - Kebakaran ribuan ton batubara di Desa Sungai Gelam Kabupaten Muaro uaro Jambi hingga Rabu kemarin masih sulit dipadamkan oleh Tim Gabungan TNI/Polri serta BPBD setempat.
Puluhan petugas gabungan dari TNI/ Polri, BPBD serta Manggala Agni setempat terus berjibagku memadamkan api bahkan menggunakan alat berat.
Puluhan petugas tersebut masih berusaha mengurai dan melakukan proses pemadaman di lokasi stofel batubara PT Bumi Borneo Inti atau ( BBI ) di wilayah Kabupaten Muaro Jambi jambi.
Akibat Kebakaran ribuan Ton Batubara tersebut menimbulkan asap putih, debu dan energi panas. Harga setempat pun merasah dengan dengan keadaan itu.
Meski pompa air ukuran jumbo dan alat berat escavator telah diterjunkan, tetap saja api yang melalap ribuan ton tambang batu bara tersebut sulit dijinakkan.
kondisi cuaca panas menambah api di dalam tumpukan tambang batubara menjalar hingga ke lapisan bawah, sehingga membuat petugas semakin kewalahan.
petugas terus berupaya mengurai tumpukan batu bara yang terbakar dengan alat berat, sembari menyemprotakan air ke tumpukan batu bara yang terbakar.
Kapolsek Sungai Gelam IPTU Usaha Sitepu mengatakan kebakaran batu bara ini diduga karena faktor alam, lantaran kondisi cuaca panas ekstrem akibat musim kemarau.
Menurut Kapolsek, asap yang ditimbulkan akibat terbakarnya stock pile batu bara membuat masyarakat resah.
"Selain mencemari udara kondisi asap batubara juga menyebabkan warga terserang gangguan pernapasan. mengingat lokasinya berdekatan dengan permukiman penduduk," ujarnya.
saat ini tidak ada kegiatan penambangan di lokasi stofel batubara yang terbakar di desa Sungai Gelam Muaro Jambi.
Dinas LH Muaro Jambi Surati Kementerian ESDM
Sementara itu, Dinas lingkungan Hidup Kabupaten Muaro Jambi bakal menyurati Kementerian ESDM terkait dengan adanya tambang Batubara yang terbakar di Sungai Gelam.
Kadis LH Kabupaten Muaro Jambi, Evi Syahrul ketika dikonfirmasi menyebut jika isi surat yang bakal dikirimkan tersebut untuk menanyakan langkah tepat untuk menindaklanjuti tambang yang terbengkalai tersebut.
Menurut dia, pihaknya meminta agar yang mempunyai kewenangan terhadap hal itu untuk menindak tegas. Jangan sampai ada masyarakat yang terganggu dengan aktivitas tambang tersebut.
"Kita surati dinas LH Provinsi Jambi tembusan kementerian ESDM dan kehutanan agar melakukan tindakan-tindakan terkait aktivitas yang meresahkan masyarakat," kata Evi Syahrul.
Sesuai data yang diterima, PT BBI sebagai pemegang saham telah mendapatkan rekomendasi pengolahan tambang pada tahun 2011 lalu, namun baru digarap pada 2022 dan vakum lagi pada 2023. Artinya aktivitas tersebut baru beroperasi sekitar satu tahun.
Batubara yang dikeruk dari perut bumi itu hanya ditumpuk dipermukaan tanpa diangkut ke stockpile lain atau dijual.
Informasi yang dihimpun, vakumnya aktivitas tambang ini dikarenakan adanya polemik di internal perusahaan, sehingga batubara yang telah dikeruk tidak bisa dijual. Mereka saling klaim sehingga batubara itu tidak bisa dijual.
Evi Syahrul ketika ditanyakan terkait permasalahan itu menyebut jika dirinya tidak begitu memahami persoalan yang terjadi pada internal perusahaan, namun demikian dirinya meminta agar batubara tersebut segera dibereskan.
"Makanya kita bersurat kepada Dinas LH provinsi dan kementerian. Bagaimana langkahnya agar tidak meresahkan masyarakat," imbuhnya.
Ribuan ton baru bara di Tambang yang berada di Desa Sungai Gelam Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi terbakar.
Batubara yang baru dikeruk tersebut sudah terbakar sejak beberapa waktu lalu. Akibatnya warga disekitar lokasi merasa cemas dan berdampak buruk bagi kesehatan.
Tumpukan batubara tersebut mengeluarkan asap tebal dengan bau tersedap. Warga sekitar menyebut jika sejak terbakarnya batu bara tersebut sudah banyak masyarakat yang mengalami batuk dan sesak nafas.
Tak mau kebakaran ini terus meluas, tim dari BPBD kabupaten Muaro Jambi langsung terjun kelapangan untuk memadamkan api tersebut.
Kaban BPBD Kabupaten Muaro Jambi melalui Sekretaris BPBD, Dodi Dorista ketika dikonfirmasi membenarkan jika tim sudah diturunkan kelokasi untuk melakukan pemadaman.
"Alhamdulillah tim sudah dilapangan untuk melakukan pemadaman," kata Dodi Dorista.
Belum ada kendala yang berarti dalam pemadaman tersebut, baik itu menuju lokasi maupun sumber air.
Sampai saat ini proses pemadaman masih berlangsung. Sumber air disana tidak jauh. Sebab dilokasi ada kanal atau lobang penggalian tambang.
Warga setempat menyebut jika sampai saat ini belum ada upaya pemadaman dari pihak perusahaan ataupun dari pemerintah. Sementara api terus menjalar dan dikhawatirkan akan merembet ke kebun dan rumah warga sekitar.
"Mungkin sudah ado sekitar duo bulan mengeluarkan asap," kata Raden Zaini warga setempat.
Mereka berharap agar api yang membakar batubara tersebut segera dipadamkan. Sebab asap yang dikeluarkan dari terbakarnya batubara ini sangat menyengat dan membuat warga terserang penyakit.
Selain itu, masyarakat juga berharap agar tumpukan batubara ini segera diangkut agar tidak menimbulkan permasalahan lain.
"Apalagi di musim kemarau ini. Bisa-bisa terbakarnya makin meluas," katanya lagi.
Saat ini tak ada aktivitas tambang di lokasi batubara yang terbakar itu. Informasi yang dihimpun jika batubara yang dimiliki oleh tiga perusahaan ini tengah bermasalah makanya belum diangkut ke tempat yang semestinya. (jun/ira)