Pemprov Jambi Tidak akan Cabut Laporan, Pasca Demo Berujung Perusakan Kantor Gubernur

Gubernur Jambi, Al Haris-jambi independent-Jambi Independent

JAMBI – Gubernur Jambi, Al Haris mengatakan, Pemprov Jambi tidak akan mencabut laporan atas pengurasakan kantor gubernur, pada saat aksi unjuk rasa sopir batu bara yang berlangsung anarkis, Senin 22 Januari 2024, lalu. 

Al Haris menegaskan, kantor gubernur adalah fasilitas negara. Sehingga ketika terjadi pengrusakan, dirinya memutuskan untuk membawa ke jalur hukum.

“Tetap dilanjutkan, karena sudah masuk ke ranah hukum. Itu simbol negara,” jelasnya.

Al Haris kembali menegaskan, dirinya tidak  melarang para sopir mengangkut batu bara. Hanya saja, jalurnya harus dialihkan ke sungai. Sopir membawa batu bara, dari mulut tambang menuju pelabuhan yang sudah disepakati, yang berlokasi di Sarolangun dan Batanghari.  

BACA JUGA:Meninggal Usai Selamatkan Anak-anak yang Terbawa Arus Banjir

BACA JUGA:Pemprov Jambi Salurkan Bantuan Pangan dari Pemerintah Pusat

“Karena, selama 7 bulan ini, debit air sungai kita bagus. Makanya dialihkan ke jalur sungai, selain itu bisa mengurangi beban jalan kita, dan tidak macet,” katanya.

Keputusan ini menurutnya  juga berdasarkan masukan dari Menteri PUPR, agar Pemprov Jambi  memaksimalkan jalur sungai untuk membawa hasil tambang batu bara. 

Al Haris juga mengatakan, meminta Kementerian PUPR untuk melebarkan jalan nasional yang ada di Jambi, yang biasanya digunakan oleh truk batu bara. Namun, kementerian mensyaratkan agar angkutan batu bara bisa dialihkan ke jalur sungai terlebih dahulu.

“Kata Pak Menteri, kalau Pak Gub bisa alihkan pelan-pelan ke sungai, saya akan lebarkan. Makanya kita bikin Ingub. Kalau sudah sering jalur air, alur angkutan di sungai akan terbentuk,” katanya.

BACA JUGA:Tetangga N

BACA JUGA:Sekjen PSI Apresiasi Gayung Bersambut dari Presiden

Al Haris juga mengatakan, dirinya sudah cek kondisi pelabuhan sudah siap, tongkang juga siap. Kemudian, barulah ditawarkan ke para sopir untuk pengalihan jalur dan upah yang diterima sopir  angkutan batu bara berdasarkan angka yang ditawarkan pihak perusahaan. 

“Kita coba tawarkan ke sopir , belum dicoba sudah menyerah. Kalau keberatan, yang mana keberatan. Harga angkut kalau tidak sesuai, boleh coret mana yang berat, supaya kita bisa duduk bersama dengan pengusaha, untuk mencari harga ideal. Ternyata belum didisukusikan, udah muncul salah pengertian ke pendemo, sehingga terjadi aksi anarkis kemarin itu,” tandasnya. (enn/ira)

Tag
Share