Presiden Prabowo dan Jalan Kolaborasi di Kunjungan Diplomatik Internasional
Presiden Prabowo Subianto menyalami satu per satu pihak dari kerajaan Inggris yang hadir dan KBRI London saat tiba di Bandara Stansted Airport London, Rabu (20/11/2024), untuk memenuhi undangan dari Raja Charles III.-ANTARA/HO-Sekretariat Presiden-
JAKARTA – Pernyataan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang mengatakan bahwa "Kolaborasi selalu lebih baik dari konfrontasi," semakin menggema dalam berbagai kesempatan selama kunjungan kenegaraannya ke sejumlah negara. Pernyataan ini menunjukkan sikap diplomasi yang kuat dan keinginan untuk mempererat hubungan internasional melalui kerjasama yang saling menguntungkan.
Prabowo, yang baru-baru ini terpilih sebagai Presiden Indonesia, melanjutkan jejak diplomatiknya dengan mengunjungi sejumlah negara besar. Pada 8-10 November 2024, ia bertandang ke China untuk bertemu dengan Presiden Xi Jinping. Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin membahas berbagai isu strategis, termasuk kerjasama ekonomi dan pembangunan infrastruktur yang dapat membawa manfaat bagi kedua negara.
Setelah itu, pada 11-13 November 2024, Presiden Prabowo melanjutkan kunjungannya ke Washington DC, Amerika Serikat, untuk bertemu dengan Presiden Joe Biden. Kunjungan ini mempererat hubungan bilateral Indonesia dan Amerika Serikat, di mana kedua pemimpin berbicara tentang kolaborasi dalam bidang perdagangan, pertahanan, serta isu-isu global yang menjadi perhatian bersama.
BACA JUGA:Setyo Budiyanto Terpilih Jadi Ketua KPK
BACA JUGA:Banjir Hantam Jalan Nasional di Pengasi Lama
Di sela-sela kunjungannya, Presiden Prabowo juga menghadiri beberapa forum internasional penting, di antaranya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC dan KTT G20. Pertemuan-pertemuan ini menjadi ajang penting bagi Indonesia untuk terus memainkan peran aktif dalam berbagai isu global, mulai dari perubahan iklim hingga pemulihan ekonomi pasca-pandemi.
Tak hanya itu, dalam kunjungannya ke Amerika Serikat, Presiden Prabowo juga berkesempatan untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin. Pertemuan antara dua sahabat lama ini semakin menegaskan komitmen Indonesia dan Amerika Serikat dalam memperkuat kerjasama di sektor pertahanan. Pembicaraan antara Prabowo dan Austin mencakup isu-isu aktual yang saling berkepentingan, termasuk tukar pandangan mengenai stabilitas regional dan global.
Prabowo Subianto, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pertahanan pada era Presiden Joko Widodo, menggarisbawahi pentingnya hubungan yang baik antara negara-negara besar untuk memastikan perdamaian dan stabilitas dunia. Kolaborasi yang ditonjolkan dalam setiap pertemuannya dengan pemimpin dunia menjadi landasan untuk Indonesia terus berkembang dan memperkuat posisi internasionalnya.
Prabowo pun menegaskan Indonesia ingin bekerja sama dengan semua pihak. Indonesia menghormati semua kekuatan, namun Indonesia juga akan tetap mempertahankan kedaulatannya.
Prabowo menyatakan memilih untuk selalu mencari peluang bekerja sama. Prabowo juga percaya kolaborasi dan kerja sama, selalu lebih baik daripada konfrontasi atau konflik.
Indonesia telah mendeklarasikan diri mengusung politik bebas aktif, yang mengacu kepada pendekatan diplomasi dengan menjaga kedaulatan, kebebasan dan kepentingan nasional, dengan tetap menjalin kerja sama dan kemitraan dengan berbagai negara, tanpa mengikuti salah satu blok kekuatan tertentu.
Menempuh jalan konflik tidak sesuai dengan politik bebas aktif tersebut, dan bertentangan pula dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea empat yang bunyinya:
“Kemudian dari pada itu, untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan Rakyat dengan berdasarkan kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Kendati demikian, jalan kolaborasi tentu tidak datang dengan sendirinya. Kolaborasi memerlukan kepercayaan dari masing-masing pihak yang patut diupayakan, dan oleh karena itu RI perlu memelihara hubungan baik dengan semua pihak.
BACA JUGA:Dua Bintang Puncaki Daftar Top Skor Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia