Badan Pangan Nasional Impor Beras untuk Cadangan Pangan

--

JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo mengatakan pemerintah telah melakukan impor beras untuk cadangan pangan salah satunya yang disimpan di Gudang Bulog Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Kalau ini di sini (Bulog Bantul) hari ini stoknya pahit sekali, tetapi harus kita lakukan importasi, ini dari Myanmar sekitar 600 ribu ton, kemudian dari Thailand sekitar 500 ribu ton," kata Arief usai mendampingi Presiden Jokowi meninjau stok di gudang Bulog Bantul, Selasa.

BACA JUGA:Ternyata Megawati Sudah Lama Restui Mahfud Md Untuk Mundur Dari Menteri Jokowi

BACA JUGA:Mengenal Lebih lanjut Tentang KPPS, Ini Tugas dan Kewajibannya

Dengan demikian, kata dia, stok beras di gudang Bulog Pajangan Bantul yang mencapai sekitar 1,1 juta ton tersebut diakui memang merupakan keputusan pahit.

"Tetapi harus kita kerjakan, supaya tetap pemerintah, masyarakat memiliki pasokan pangan, utamanya beras," katanya.

Dia mengatakan, sedangkan untuk angka stok beras secara nasional sekarang ini mencapai 1,4 juta ton, dan stok tersebut terus menerus masuk.

"Tapi kita mau pastikan saat panen raya nanti kita stop impor, jadi ini hanya untuk cadangan pemerintah setelah itu kita stop, kenapa?, karena biasanya kalau panen raya harga mulai turun, sedang perintah Pak Presiden harga di petani harus baik," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, Presiden Jokowi sekarang ini meminta untuk impor untuk cadangan pangan, tetapi saat panen raya harga padi di tingkat petani harus baik.

"Harga harus dijaga di tingkat petani, sehingga seluruh petani ini 'willing' (bersedia) untuk menanam, jagung harganya baik, padi harganya baik, sehingga nilai tukar petani naik, BPS kemarin sudah merilis angkanya 114 persen, ini salah satu yang terbaik," katanya.
 Arief Prasetyo mengatakan telah mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengecek stok beras di beberapa gudang Bulog untuk memastikan bahwa stok pangan tersebut dalam kondisi baik.

"Kemarin setelah kami lakukan dari Gudang Bulog Purwomartani Sleman, hari ini di Bantul, mungkin besok beliau (Presiden) juga akan ke Klaten, kemudian Sukoharjo memastikan bahwa stok beras di Bulog itu dalam kondisi baik," kata Arief seusai mendampingi kunjungan kerja Presiden Jokowi di Gudang Bulog Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta,  Selasa.



Dalam pengecekan tersebut, kata dia, juga sekaligus dilakukan penyaluran bantuan pangan beras cadangan pemerintah kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di wilayah operasional gudang Bulog tersebut.

"Hari ini yang dibagi kepada sekitar 1.000 KPM, dan stok di Bantul ini kurang lebih ada 1.000 ton, total yang akan dibagi kalau untuk daerah Bantul sekitar 100 ribu ton, terima kasih teman-teman dari Bulog khususnya pimpinan wilayah Yogyakarta," katanya.

Dia mengatakan, Perum Bulog ditugaskan oleh Badan Pangan Nasional bahwa minimum stok beras adalah satu juta ton pada akhir tahun, dalam arti setiap transfer ganti tahun harus ada stok 1,2 juta ton beras.

"Stok itu sudah termasuk yang ada bantuan pangan seperti hari ini disalurkan, yang itu penyaluran tiga bulan bisa sampai sekitar 200 sampai 300 ribu ton, sebulan kali tiga. Kemudian ada lagi 1,2 juta ton tersebut juga untuk stabilisasi pasokan sepanjang tahun," katanya.

Hal itu, kata dia, karena sesuai arahan Presiden Joko Widodo, bahwa untuk stabilisasi pasokan pangan pada dua bulan di awal 2024 digandakan.

"Pak Presiden menyampaikan khusus Januari Februari sebelum panen besar ini pangan khusus untuk beras ini didobelkan, bukan bantuan pangan, tetapi beras untuk stabilisasi," katanya. (antara)

Tag
Share