Lia James

Senin 20 May 2024 - 19:42 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Rizal Zebua

"Betul. Semua orang yang bernama James boleh tanpa jalan kaki di Camino," ujar Lia. James membenarkan itu. 

Ketika berangkat jalan kaki dari Sarria, Lia membawa 'paspor Camino'. Dia pun minta paspornyi distempel petugas di Sarria, pedalaman Spanyol. Dapat satu stempel. Sarria hanya sebuah desa, 100 km di timur Santiago. 

Tidak ada upacara pemberangkatan. Semua orang berangkat sendiri-sendiri. Tidak ada pula titik pemberangkatan. Boleh dari mana saja. Pun dari hotel. 

BACA JUGA:Gak Gampang Bocor, Para Zodiak Ini Pandai Jaga Rahasia Loh!

BACA JUGA:Kalian Tim Hemat atau Boros?, Cek Selengkapnya Berdasarkan Zodiak

Tidak jauh dari hotel Lia ada gereja kecil. Lia bertiga mampir untuk berdoa. 

Di tengah perjalanan, Lia minta stempel lagi ke petugas yang ada. Sehari paling tidak harus ada dua stempel di 'paspor Camino'. Lia pun memperlihatkan paspor Camino-nyi: penuh stempel. Lima hari kali dua stempel. 

Stempel itu untuk membedakan mana yang Camino beneran dan mana yang mencuri rute. Lia memilih satu etape lebih 20 km. Ada yang 22 atau 24. Agar etape terakhir tidak sampai 20 km. 

Lia berusaha harus sudah sampai Katedral di Santiago sebelum pukul 12.00. Maksudnyi: agar bisa ikut misa yang jam 12.00 siang. Lewat dari itu baru bisa ikut misa yang jam 17.00. Hanya ada dua kali misa untuk umum di Katedral St James setiap hari.

BACA JUGA:Tidak Ada Korban Selamat dalam Kecelakaan Helikopter Presiden Rais

BACA JUGA:Hamas Sampaikan Solidaritas Penuh kepada Iran Pasca Insiden Helikopter Presiden Raisi 

Misa di Katedral Santiago istimewa. Ada cara pemberkatan khusus yang tidak ada di katedral lain di dunia. Itu bisa jadi semacam klimaks Camino. 

Lihatlah videonya di YouTube. Tempat dupa itu sangat besar. Berat. Digantung sangat tinggi di dalam ruang besar gereja. Tempat dupa itu harus diayun-ayunkan ke kanan dan ke kiri. Agar asap dupanya bisa memenuhi seluruh ruang di gereja. 

Untuk mengayunkannya kini Anda sudah tahu: pakai tali besar yang ditarik oleh enam rohaniawan Katolik. Kadang 10 orang. Dupa pun berayun. Di ketinggian. Mula-mula radius ayunnya sempit. Lama-lama melebar. Sampai mentok sisi kanan dan kiri ruang gereja

Asap dupa pun mengepul lebih besar. Aroma dupa memenuhi gereja. Itu penting: bisa menutup aroma keringat berbagai bangsa yang baru menyelesaikan jalan jauh menuju Santiago. 

BACA JUGA:Pemerintah Indonesia Ikut Prihatin atas Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Kategori :

Terkait

Senin 25 Nov 2024 - 20:40 WIB

Mampir Guyon

Minggu 24 Nov 2024 - 21:04 WIB

Wanita Global

Kamis 21 Nov 2024 - 18:12 WIB

Kokkang Ibunda

Rabu 20 Nov 2024 - 19:39 WIB

Bergodo Kebogiro

Selasa 19 Nov 2024 - 17:43 WIB

Critical Parah