Membacanya dari jauh saja ikut tegang: pejabat tinggi Kejaksaan Agung diintai saat makan malam. Yang mengintai salah satu anggota pasukan antiteror.
Lalu Gedung Kejaksaan Agung diputari pasukan motor bersirine. Yang dikomando mobil bersirine pula.
Masih ada lagi: Gedung Kejaksaan Agung dibayang-bayangi drone. Sampai aparat di gedung menyiapkan senjata untuk menembaknya.
Anda sudah tahu: semua diduga terkait dengan pembongkaran kasus korupsi timah di Bangka. Rp 271 triliun. Yang kian hari kian melebar.
BACA JUGA:Kalahkan Beiwen Zhang, Gregoria Melaju ke Babak 16 Besar Singapore Open 2024
BACA JUGA:Leo/Daniel Tumbang di Babak Pertama Singapore Open 2024
Pun ke nama-nama yang selama ini sulit tersentuh seperti RBT atau RB atau apa pun singkatannya. Juga ke jenderal bintang empat yang sudah purnawirawan berinisial B.
Ketegangan yang ikut saya rasakan di Amerika ini justru akan menaikkan reputasi Kejaksaan Agung. Secara drastis. Khususnya di mata rakyat.
Nama Kejaksaan Agung khusnul khotimah di akhir pemerintahan Presiden Jokowi. Namanya akan berubah harum dibanding tahun berapa itu --yang Kejagung dipakai alat politik.
Lalu siapa yang membuntuti, mengintai, mengirim sirine dan menerbangkan drone itu?
BACA JUGA:Sudah Usulkan Pembangunan Fly Over, Dari Simpang IV Sipin Hingga Pasar Angso Duo
BACA JUGA:Cristiano Ronaldo Pecahkan Rekor Gol Terbanyak Liga Arab Saudi dengan 35 Gol
Tujuannya sudah banyak dibahas: untuk meneror Kejaksaan Agung. Khususnya Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Febrie Adriansyah. Ia orang Jambi yang hebat. Yang juga membongkar soal korupsi BTS. Soal Jiwasraya. Soal Asabri. Dan banyak lagi yang semuanya jadi puting beliung.
Tapi siapa yang menggerakkan teror itu belum diungkap. Mungkin tidak sulit: kalau mau.
Salah satu pengintai makan malam itu sudah ditangkap. Namanya sudah beredar di medsos. Lengkap dengan foto identitasnya: dari kesatuan mana dan pangkatnya apa.