Namun suntikan dana dari APBD Kota Jambi tahun 2024 ini belum bisa dicairkan karena terbentur administrasi pemerintahan atau dikenal dengan SIPD.
BACA JUGA:Vincent Kompany Resmi Gantikan Thomas Tuchel sebagai Pelatih Bayern Muenchen
BACA JUGA:Gunung Marapi di Sumatera Barat Kembali Meletus Lontarkan Abu Vulkanik Setinggi 2 Kilometer
"Mungkin kalau sudah cair bisa digunakan untuk beli obat. Kami mendorong agar dana tersebut bisa segera dicairkan. Seingat saya itu sekitar Rp20 miliar yang bisa digunakan untuk beli obat dan operasional lainnya. Saya sudah sampaikan masalah ini ke Pj Walikota, supaya masyarakat tidak terhalang untuk berobat. Infromasinya sudah lebih dari 3 bulan stok obat ini kosong, sudah berlarut-larut," jelasnya.
Selain persoalan stok obat yang kosong belakangan juga muncul masalah insentif tenaga kesehatan di Rumah Sakit tersebut juga belum dibayarkan menanggapi hal ini jadi Dengan mengatakan jika hal itu mungkin masih dapat dimaklumi oleh tenaga kesehatan yang ada di sana namun persoalan obat ini yang menjadi vital dan harus cepat dasarkan karena menyangkut masyarakat luas.
"Karena orang sakit perlu obat, kalau obat tidak ada, warga harus ke rumah sakit lain. Orang datang jauh-jauh mau berobat ternyata obatnya tidak ada," katanya.
Jefrizan mengatakan jika Pj Walikota Jambi harus melakukan evaluasi manajemen RSUD Abdul Manap.
BACA JUGA:Yuk Ketahui Makanan Favorit Pasangan Mu Berdasarkan Zodiak
BACA JUGA:2 Pelaku DPO Kasus Vina Dihilangkan, Hotman Paris Minta Presiden Jokowi Turun Tangan
"Kalau dibiarkan terus-menerus kasihan masyarakat," pungkasnya.(zen)