Proses oksidasi alkohol di mulut dan hati menghasilkan produk sampingan yang berbau, memperparah halitosis.
Bahkan penggunaan obat kumur berbasis alkohol dapat mengeringkan mulut dan berkontribusi pada masalah ini.
3. Bawang putih
Bawang putih terkenal dengan aroma kuatnya yang dapat bertahan lama setelah dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh kandungan senyawa sulfur yang mudah menguap, seperti alil metil sulfida.
Senyawa itu diserap ke dalam aliran darah dan dilepaskan melalui paru-paru, sehingga bau bawang putih dapat bertahan lama bahkan setelah menyikat gigi dan berkumur.
Senyawa ini juga dapat menembus pori-pori kulit, menyebabkan bau badan yang tidak sedap.
4. Bawang merah
Mirip dengan bawang putih, bawang merah juga mengandung senyawa sulfur yang dapat menyebabkan bau mulut.
Ketika bawang merah dicerna, senyawa itu dilepaskan dan diserap ke dalam aliran darah, kemudian dilepaskan melalui napas. Kombinasi bawang merah dan bawang putih dalam masakan dapat memperparah kondisi bau mulut.
5. Ikan kalengan
Ikan kalengan, seperti sarden dan tuna dapat menimbulkan bau mulut yang kuat. Proses pengalengan menyebabkan ikan teroksidasi, yang menghasilkan bau tajam dan tidak sedap.
Ketika ikan kalengan dikonsumsi, senyawa berbau ini dapat menempel di mulut dan menyebabkan bau mulut yang sulit dihilangkan meskipun sudah menyikat gigi.
6. Makanan tinggi gula
Makanan yang tinggi gula, seperti permen, kue kering, dan soda, dapat menjadi sumber makanan bagi bakteri di mulut.
Bakteri ini memecah gula dan pati dari makanan tersebut, menghasilkan asam yang dapat merusak gigi dan menyebabkan gigi berlubang.
Gigi berlubang dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri penyebab bau mulut.