JAMBI - Hilirisasi Kelapa Sawit di Provinsi Jambi masih penuh dengan tantangan.
Hal ini terbukti dari banyaknya kebun kelapa sawit di Provinsi Jambi, namun produk turunannya tidak bisa diproduksi secara maksimal di Provinsi Jambi.
Hal ini terungkap, dalam Workshop Hilirisasi Minyak Sawit Menjadi Produk Oleopangan, Oleokimia dan Biofuel: Peluang dan Tantangan yang digelar oleh Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi (SBRC IPB University) bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Jumat, 28 Juni 2024.
Workshop ini menghadirkan narasumber, yakni Prof Dr Erliza Hambaku, Ketua Tim Pelaksana Kegiatan Workshop IPB dan Prof Revis Asra, Wakil Rektor Unja Bidang Perencanaan, kerja sama dan sistem informasi dan Bonifasius Bramantya Wisnugraha dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
BACA JUGA:Tagihan Kompensasi Energi Pertamina dan PLN Rp53,8 Triliun
BACA JUGA:Bahas Peluang Kerja Sama dengan Parlemen Thailand
Disampaikan Prof Dr Erliza bahwa, komoditas kelapa sawit termasuk dalam 10 kelompok komoditas unggulan Indonesia, yang didorong oleh pemerintah untuk digiatkan proses hilirisasi dan peningkatan daya saingnya.
Namun sayang, khusus di Provinsi Jambi, hilirisasi Kepala Sawit justru sangat minim. Hal ini dikarenakan banyaknya tantangan dan hambatan yang dihadapi di Provinsi Jambi.
Tantang yang dihadapi untuk mewujudkan hilirisasi kelapa sawit di Provinsi Jambi seperti minimnya jumlah perusahaan untuk produksi, infrastruktur jalan yang masih banyak yang rusak khususnya menuju kebun sawit, transprotasi hingga investor yang masih kurang dalam berinvestasi di bidang hiliriasi kelapa sawit.
“Maka meskipun Kebun Sawit di Provinsi Jambi ini sangat banyak dan luas, namun belum bisa maksimal memproduksi produk turunannya seperti CPO, minyak sayur, margarin, sabun mandi dan masih banyak lagi produk turunan dari kelapa sawit yang harusnya bisa diproduksi dan menjadi produk lokal Provinsi Jambi,”jelasnya.
BACA JUGA:Perkuat Kerja Sama Sektor Otomotif Pacu Dekarbonisasi
BACA JUGA:Auditor BPK RI Diperiksa Kejari Sungaipenuh, Buntut Kasus Dana Hibah KONI
Apalagi, dikatakannya bahwa minyak kelapa sawit hingga saat ini masih menjadi salah satu komoditas andalan Indonesia, dalam menambah devisa negara.
"Hilirisasi industri oleopangan, oleokimia dan bioenergi berbasis sawit merupakan upaya strategis untuk meningkatkan nilai tambah komoditas kelapa sawit melalui proses pengolahan agar menjadi produk turunan yang memiliki nilai jual lebih tinggi," ujarnya.
Berdasarkan data Ditjenbun (2022), luas areal kelapa sawit pada tahun 2022 mencapai 15,38 juta Ha dengan total produksi CPO Indonesia, mencapai 48,24 juta ton dan produksi PKO sebesar 9,65 juta ton.