Meskipun tanpa dipenuhi pemain-pemain bintang seperti skuad Inggris, perjalanan pasukan de la Fuente, amat meyakinkan.
Mereka memenangkan semua dari enam laga sebelum final, yang lima di antaranya tanpa melalui perpanjangan waktu. Tak ada laga yang diakhiri dengan adu penalti.
Sebaliknya, Inggris hanya dua kali memenangkan laga dalam waktu normal 90 menit, bahkan dipaksa adu penalti oleh Swiss dalam perempat final.
BACA JUGA:Enggan Kembali ke Chelsea, Kepa Arrizabalaga Pilih Keluar di Musim Panas Ini
BACA JUGA:Mehdi Taremi Resmi Berseragam Inter Milan
Padahal, lawan-lawan Inggris lebih ringan ketimbang tim-tim yang dihadapi Spanyol.
Belanda mungkin lawan terberat Inggris, tapi Spanyol mencapai final setelah menggebuk Italia, Jerman dan Prancis, serta kuda hitam Kroasia.
Hebatnya lagi, tujuh dari 8 gol Spanyol kala melawan keempat itu berasal dari permainan terbuka.
Sebaliknya, Inggris mesti terseok-seok dulu. Mereka dipaksa seri oleh Denmark dan Slovenia, lalu hampir kalah dari Slovakia kalau bukan berkat dua gol pada menit-menit terakhir.
Three Lions juga mesti mengandalkan penalti kontroversial saat menyingkirkan Belanda dalam semifinal.
Inggris sudah menciptakan 7 gol dan kemasukan 4 gol, dari total 66 peluang yang 19 di antaranya tepat sasaran.
BACA JUGA:Bojan Hodak Sambut Baik Penyelenggaraan Piala Presiden 2024
BACA JUGA:Southgate Akan Tetap Jadi Pelatih Inggris
Sebaliknya, La Roja menyarangkan 13 gol dan kebobolan 3 gol, setelah menciptakan 108 peluang yang 37 di antaranya tepat sasaran.
Sukses Spanyol dibangun atas dasar filosofi sepak bola menekan yang membuat lawan kehilangan konsentrasi menyerang dan kemudian kehilangan bola. Tetapi Spanyol akan kesulitan menekan Inggris.
Three Lions sangat fisikal yang memburu bola ke mana saja dan memiliki tekel-tekel sedikit lebih efektif ketimbang Spanyol.