MUARASABAK - Sejak ditetapkannya status siaga karhutla di Tanjab Timur sejak Juli lalu, berbagai upaya terus dilakukan untuk menekan munculnya kasus tersebut yang akan berdampak buruk nantinya.
Oleh karena itu, di tengah kondisi kemarau seperti ini, seluruh camat yang ada di 11 wilayah di kabupaten ini dilarang meninggalkan wilayahnya.
Instruksi tersebut disampaikan langsung oleh Bupati Tanjab Timur, Romi Hariyanto kepada seluruh camat, Kamis 1 Agustus 2024, memalui Handy talkie (HT).
Dirinya menekankan, para camat diizinkan keluar wilayahnya hanya untuk keperluan yang sangat urgent atau mendesak.
BACA JUGA:Bungo dan Sarolangun Siaga Karhutla
BACA JUGA:Targetkan Rp 36 Miliar dari PBB
"Kalau tidak ada hal yang urgent atau keperluan sangat mendesak, seluruh Camat tidak boleh ada yang meninggalkan tempat. Potensi Karhutla sedini mungkin harus segera diatasi secara terukur dan terkoordinasi," tegasnya.
Merespon instruksi tersebut, para camat se Kabupaten Tanjab Timur secara bergantian menanggapinya dengan serius dan melotarkan ucapan "Siap Pak".
Sementara itu, sebagai wilayah yang didominasi oleh lahan gambut, membuat Kabupaten Tanjab Timur tergolong rawan terjadi karhutla.
Musim kemarau menyebabkan turunnya debit air dan mengeringnya sebagian sumber mata air tanah, dan membuat petugas kerap kesulitan melakukan pemadaman saat terjadi kebakaran.
BACA JUGA:Pembukaan Jalan Satgas TMMD di Mestong Sudah 55 Persen
BACA JUGA:Bupati Batanghari M. Fadhil Tutup Pelatihan dan Uji Sertifikasi TKK
Oleh karena itu, Pemkab Tanjab Timur dan Instasi terkait lainnya, lebih berfokus pada upaya pencegahan dan mitigasi kasus Karhutla.
Dengan kekuatan 1.283 personel yang terkoordinasi lintas sektoral, sejauh ini sejumlah kasus Karhutla di Bumi Sepucuk Nipah Serumpun Nibung bisa ditangani dengan baik tanpa menimbulkan efek asap yang mengganggu.
Kalak BPBD Kabupaten Tanjab Timur, Helmi Agustinus menjelaskan, sejak Februari hingga Juli 2024 sempat muncul 45 hotspot yang tersebar di sejumlah Kecamatan.