KERINCI, JAMBIKORAN.COM - Banyak lahan persawahan di Siulak Mukai hingga Semurup, Kabupaten Kerinci, mengalami kerusakan yang cukup serius.
Kerusakan ini disebabkan oleh material pasir dan batu yang menimbun lahan tersebut, sebagai dampak dari air yang mengalir dari lokasi galian C.
Dari pantauan di lapangan, tampak bahwa banyak lahan sawah milik petani di kedua wilayah tersebut sudah rusak parah. Tanaman padi tertimbun, dan beberapa lahan tidak bisa lagi ditanami padi.
BACA JUGA:Populasi Harimau Sumatera di TNKS Terpantau Stabil
BACA JUGA:Mayat Pemulung Ditemukan Membusuk Dekat Gardu PLN Simpang Empat Paal 10 Kota Jambi
Situasi ini menunjukkan dampak negatif dari aktivitas galian C yang dirasakan secara luas oleh masyarakat. Mulai dari kerusakan permukiman akibat banjir saat hujan deras, hingga kerusakan pada mata pencarian masyarakat
Agus, seorang pemerhati lingkungan di Kerinci, menyatakan bahwa dampaknya sudah sangat jelas terlihat. Namun, sayangnya, upaya untuk menghentikan aktivitas galian C tersebut tidak dilakukan secara nyata.
"Jika berizin, tentunya harus melalui kajian Amdal dan dampak lingkungan yang ditimbulkan. Jangan sampai demi keuntungan pribadi, banyak masyarakat yang menjadi korban," ujarnya.
BACA JUGA:Niat Hendak menyebrang Sungai, Lima Warga Tunas Baru Tenggelam
BACA JUGA:Tol Bayung Lencir Tempino Siap Dongkrak Pariwisata
Dia menambahkan bahwa tidak hanya pemerintah, tetapi juga berbagai unsur Forkopimda harus bertindak dengan menertibkan galian C ilegal dan mengawasi dengan ketat galian C yang berizin.
"Semua pihak harus bekerja sama untuk mengatasi masalah ini, karena dampaknya jangka panjang. Jika dibiarkan, Kerinci yang dulunya merupakan lumbung pangan bisa menjadi wilayah yang mengalami krisis pangan," tegasnya. (*)