4. Kerusakan serviks
Remaja yang melakukan aborsi sendiri pada trimester kedua memiliki risiko kerusakan serviks yang lebih besar. Kerusakan serviks dapat menyebabkan komplikasi persalinan di masa depan.
5. Peningkatan risiko kanker
Wanita yang pernah melakukan aborsi memiliki peningkatan risiko kanker serviks, ovarium, dan hati.
Peningkatan kanker ini mungkin disebabkan oleh gangguan hormonal dan kerusakan leher rahim yang tidak diobati.
6. Kematian ibu
Aborsi ilegal dapat menyebabkan kematian ibu karena perdarahan hebat, infeksi parah, emboli paru, dan anestesi yang gagal. Risiko kematian ini meningkat dalam seminggu setelah aborsi.
BACA JUGA:Bongkar Kasus Aborsi Mahasiswi
BACA JUGA:Simak! Ini 7 Olahraga yang Cocok Bagi Penderita Menopause
7. Risiko kehamilan ektopik
Aborsi yang tidak sempurna dapat menyebabkan kehamilan ektopik, yang jika tidak terdiagnosis dan diobati, dapat berdampak fatal pada kesehatan wanita.
8.Risiko kelahiran prematur
Kehamilan remaja berdampak negatif pada kesehatan remaja dan bayinya, termasuk risiko kelahiran prematur dan berat badan bayi lahir rendah (BBLR).(*)