JAMBIKORAN.COM - Sebanyak 779 orang telah ditangkap sehubungan dengan kerusuhan di Inggris, dengan 349 orang di antaranya telah dituntut.
Pernyataan tersebut dikeluarkan langsung oleh Dewan Kepala Polisi Nasional Inggris pada Sabtu, 10 Agustus.
Sejak insiden serangan dengan pisau pada akhir Juli lalu di Southport di Inggris barat laut, yang menewaskan tiga anak, aksi protes kelompok sayap kanan ekstrem mengguncang Inggris, mengakibatkan sejumlah polisi terluka, toko-toko dijarah, dan hotel-hotel yang menampung para pencari suaka diserbu.
Pihak berwenang di negara tersebut meyakini bahwa titik balik dari kerusuhan itu muncul sejak Rabu, 7 Agustus.
BACA JUGA:Manchester City Taklukkan Manchester United Lewat Adu Penalti, Raih Gelar Community Shield 2024
BACA JUGA:Gol Tunggal Mallory Swanson Antar AS Raih Emas Kelima di Sepak Bola Putri Olimpiade 2024
Berkat tingginya tingkat kehadiran polisi di kota-kota besar dan kecil di seluruh Inggris dan penjatuhan hukuman yang cepat terhadap para perusuh oleh pengadilan.
Dengan dimulainya musim baru kompetisi sepak bola dan kenaikan suhu, kepolisian Inggris bersiap menghadapi kemungkinan terjadinya kembali kerusuhan pada akhir pekan ini.
Namun, situasi damai justru terlihat pada Sabtu terlepas dari beberapa aksi protes sayap kanan ekstrem terisolasi skala kecil.
Pada hari itu, ribuan orang berkumpul dalam aksi unjuk rasa antirasisme pada "Hari Protes Nasional" di seluruh negeri, termasuk di kota-kota seperti London, Newcastle, Manchester, Birmingham, Belfast, Glasgow, dan Edinburgh.
BACA JUGA:10+ Manfaat Makan Buah Tomat Setiap Hari untuk Kesehatan Tubuh
Di London, ratusan aktivis antirasisme berkumpul di luar salah satu kantor Reform UK untuk memprotes pemimpin partai itu, Nigel Farage, yang dituduh memicu kericuhan antiimigrasi.
Di Belfast, jumlah orang yang menghadiri unjuk rasa antirasisme mencapai 15.000 orang, menurut surat kabar Belfast Telegraph.
Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer telah membatalkan rencana liburannya bersama keluarga ke Eropa dan memilih untuk tetap tinggal di Inggris guna berfokus pada upaya koordinasi dalam meredam kerusuhan itu.