JAMBIKORAN.COM - Gelombang COVID-19 yang sedang berlangsung di Korea Selatan diperkirakan akan mencapai puncaknya sekitar akhir Agustus setelah liburan musim panas.
Pernyataan tersebut dikeluarkan langsung oleh Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA).
KDCA mencatat Korea Selatan telah mengalami peningkatan tajam dalam jumlah kasus COVID-19 dalam beberapa minggu terakhir dengan rawat inap karena infeksi virus tersebut di 220 institusi medis utama di seluruh negeri.
Jumlah tersebut meningkat enam kali lipat dalam sebulan hingga mencapai 861 pada minggu pertama bulan Agustus.
BACA JUGA:OJK Terima 10.104 Laporan Keuangan Ilegal, Pinjol Mendominasi
BACA JUGA:56 Calon Paskibraka Kota Jambi Jalani Pemusatan dan Pelatihan, Begini Pesan dari Pj Wali Kota
"Tren peningkatan ini dapat mencapai puncaknya sekitar akhir Agustus karena kontak antar manusia akan meningkat setelah liburan musim panas dan perubahan tersebut dapat memengaruhi tren infeksi," kata pejabat KDCA Hong Jeong-il.
Hong menambahkan bahwa tidak cukupnya ventilasi saat menggunakan AC di musim panas juga menjadi penyebab utama lonjakan kasus COVID-19 di musim panas.
Dalam upaya untuk mengendalikan penyebaran, KDCA telah memutuskan untuk memperluas tim respons virus guna meningkatkan pemantauan situasi di dalam dan luar negeri, analisis infeksi, serta pengelolaan perawatan dan pasokan medis lainnya.
Pemerintah Korea Selatan juga akan membentuk badan konsultatif dengan para ahli untuk diskusi rutin tentang tren dan tindakan pencegahan. Pertemuan pertama dijadwalkan akan diadakan pada Rabu.
BACA JUGA:Viral! Pria Tak Dikenal Ditemukan Tewas Gantung Diri di Pohon Karet di Merangin
BACA JUGA:Gubernur Al Haris Ceritakan Pengalamannya di Ibu Kota Negara Baru, Ini Pandangannya Tentang IKN
“Kami sempat mengalami kekurangan alat tes, tetapi kini kami telah mengamankan pasokan. Kami akan membeli perawatan COVID-19 tambahan untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat," tambah Hong.
Selain itu pemerintah juga berencana untuk melanjutkan kampanye vaksinasi pada bulan Oktober dan kelompok berisiko tinggi akan diberikan vaksin gratis.
Adapun gelombang COVID-19 saat ini terutama disebabkan oleh KP.3, sub varian Omicron yang mencakup 45,5 persen kasus di Korea Selatan pada bulan lalu dan virus itu juga menjadi pemicu gelombang infeksi pada musim panas di tempat lain di seluruh dunia.