MUARASABAK - Meski hasil dari berkebun kelapa sawit saat ini masih menjadi idola di Kabupaten Tanjab Timur, namun pilihan lain dalam mencari pundi-pundi rezeki diterapkan oleh salah satu kelompok masyarakat.
Taggik, salah satu petani buah segar yang ada di Kelurahan Rantau Indah, Kecamatan Dendang Kabupaten Tanjab Timur ini, mencoba berinovasi bersama beberapa orang rekannya dengan membuka lahan untuk menanam bibit buah segar.
BACA JUGA:Al Haris Tegaskan Komitmen Pemerintah Perkuat Dukungan Pendampingan Bagi Perajin
Meski memiliki luasan lahan yang terbatas, akan tetapi hal itu tidak menjadi penghalang untuk kelompok kecil petani buah segar ini untuk meraih sejahtera.
Diusianya yang sudah menginjak setengah abad ini, Taggik mampu membuktikan bahwasanya, dengan tekat yang kuat dan keseriusan, dirinya mampu meraih penghasilan ratusan juta setiap bulannya dari hasil bertani buah-buah segar.
"Saya sempat tertarik juga untuk menjadi petani kelapa sawit. Tapi mengingat luasan lahan yang minim, saya tidak jadi menanam bibit sawit dan lebih mendalami menanam bibit buah-buah segar," ucapnya.
Dirinya menjelaskan, lahan seluas hampir empat hektare yang dijadikannya lokasi untuk menanam bibit buah-buah segar ini merupakan hasil patungan dari rekan taninya.
"Dari hasil patungan kawan-kawan ini, menjadi modal bagi saya untuk membuka usaha ini," jelasnya.
Saat ini, Taggik rutin memanen buah melon dan semangka. Pekan lalu, hasil panen buah melon miliknya cukup memuaskan.
"Pekan lalu, panen buah melon saya ini sampai 16 ton. Dengan harga jual mencapai Rp 7 Ribu perkilogramnya. Alhamdulillah, hasil yang saya dapat sekitar Rp 112 Juta," ungkapnya.
Lebih lanjut ia juga memaparkan, jika dikurangi biaya produksi dan upah pekerja selama masa tanam, besaran biayanya sekitar Rp 25 Juta.
BACA JUGA:Pertandingan Indonesia vs Australia Berakhir Imbang, Erick Thohir Akui Belum Maksimal
BACA JUGA:Desa Mekar Sari, Desa Percontohan Lubuk Larangan untuk Lindungi DAS Tebo
"Pendapat bersih yang saya terima dari hasil panen itu sekitar Rp 87 Juta," paparnya.
Bersama keempat rekan taninya, Taggik mengolah lahan dengan telaten. Mereka mengatur jadwal panen melon dan semangka agar tidak panen serentak.
"Kalau bulan ini kami panen melon, untuk bulan mendatang semangka. Ini sengaja kami jadwalkan, biar terjadinya keseimbangan dalam masa panen," ujarnya.
Dengan panen bergilir, membuat Taggik rutin melakukan panen buah segar setiap bulannya. Bahkan, dengan hasil yang di dapatnya, membuat petani lain mulai melirik usaha ini. Sebagian petani sekitar pun kini mulai banting setir yang semula menanam sawit, saat ini mulai mengelolah komoditas holtikultura. (Pan/Viz)