JAMBIKORAN.COM - Kentut adalah hal yang normal dan alami bagi tubuh, tetapi terkadang sering dianggap tidak sopan jika dilakukan di depan orang lain karena khawatiran akan suara dan baunya yang mengganggu.
Akibatnya, banyak orang memilih untuk menahan kentut.
Meskipun hal ini mungkin tidak masalah sesekali, sebenarnya apa yang terjadi pada tubuh saat kita menahannya?
Menurut Dr. Ellen Stein, seorang ahli gastroenterologi dari RWJ Barnabas Health dan juru bicara American Gastroenterological Association, tubuh memiliki cara lain untuk menangani gas yang menumpuk.
BACA JUGA:Rapper Ternama P Diddy Masih Jadi Sorotan, Ini Sederet Kasus yang Menjeratnya hingga Ditangkap FBI
BACA JUGA:Jangan Salah Ya! Ini Perbedaan Mencolok PPPK dan PNS, Khususnya Hak Pensiun
Ia menjelaskan bahwa sistem pencernaan kita dibantu oleh berbagai proses bakteri di usus. Gas yang terbentuk dari proses ini harus dikeluarkan pada akhirnya.
Kentut adalah cara tubuh membuang gas yang tidak diperlukan. Namun, sebelum gas ini bisa keluar, ia harus melewati sfingter anus.
Sfingter anus eksternal adalah satu-satunya bagian dari sistem pencernaan yang dapat dikendalikan secara sadar.
Jika kita memutuskan untuk menahan kentut, sfingter akan menyempit dan gas akan terperangkap, kemudian kembali ke usus besar.
BACA JUGA:Inilah 5 Cara Mengontrol Asupan Gula Berlebih Usai Makan yang Manis
BACA JUGA:Ingin Perut Rata? 4 Minuman Ini Cocok Untuk Kamu
Menahan kentut untuk jangka pendek bisa menyebabkan rasa tidak nyaman, perut kembung, hingga gangguan pencernaan.
Namun, tubuh tetap akan berusaha melepaskan gas tersebut, seringkali saat kita rileks di kamar mandi atau tidur di malam hari.
Dr. Stein juga menekankan bahwa jika terus-menerus menahan kentut, dapat menimbulkan masalah serius pada usus, seperti terbentuknya divertikula, kantong kecil di usus besar yang bisa berbahaya jika terinfeksi.