Sebelumnya, 3 dari 4 korban yang tertimpa pagar SMKN 1 Kota Jambi roboh tersebut, meninggal dunia.
Insiden tragis ini terjadi di sekitar lingkungan sekolah, dan para korban adalah warga yang kebetulan berada di dekat pagar saat kejadian.
BACA JUGA:Potongan Rambut Tipis Agar Terlihat Tebal
BACA JUGA:Termasuk Daerah dengan Angka Prevalensi Stunting Tinggi
Insiden tersebut terjadi akibat hujan disertai dengan angin kencang yang terjadi pada Jumat siang (4/10/2024).
Petugas kepolisian dan tim medis segera tiba di tempat kejadian untuk melakukan evakuasi dan penyelidikan lebih lanjut mengenai penyebab runtuhnya pagar sekolah tersebut.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan penyelamatan (Damkartan) kota Jambi, Mustari Affandi turut melaporkan kejadian tersebut.
Berdasarkan informasi dari warga setempat yang bernama Resti, telah menghubungi Damkartan kota Jambi Melalui aplikasi si Koja merah dengan melaporkan kejadian tembok roboh tersebut.
Sementara itu, informasi lainnya menyebutkan, salah satu korban tengah melintas dengan kendaraannya. Namun naas, pagar ambruk dan langsung menimpanya.
Kata warga, pagar ini sudah pernah roboh sebelumnya. Namun saat itu, tidak ada korban jiwa.
Sementara kejadian naas ini, sudah pernah diperingatkan warga. Sayangnya, kepala sekolah tak mengindahkan.
“Kito sudah bilang, tapi kepala sekolah dak jugo perbaiki,” kesal warga.
Kejadian ini mengundang duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat sekitar.
Sementara, Kapolresta Jambi, Kombes Pol Eko Wahyudi, saat diwawancarai di TKP pada Jumat, 4 Oktober 2024 mengatakan bahwa, tembok yang runtuh tersebut kurang lebih sepanjang 50 meter, dengan ketinggian 3 sampai 4 meter.
BACA JUGA:Termasuk Daerah dengan Angka Prevalensi Stunting Tinggi
BACA JUGA:Plt Kadis Perkim Diminta Mundur
“Yang menimpa anak-anak kita berjumlah 3 orang, dan tiga orang anak ini sudah dibawa di rumah sakit, dan dinyatakan meninggal dunia, kemudian satu orang mengalami patah kaki, dan telah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit,” kata dia.
Kombes Pol Eko mengatakan bahwa, korban meninggal dunia yakni Hana umur 6 tahun, pelajar SD kelas 1, Silaturahmi 7 tahun pelajar SD kelas 2, Hasan Basri (16) pelajar kelas 1 SMA, korban luka wanita dewasa.
“Kebetulan 2 orang anak perempuan tersebut bersaudara, dan berdomisili di salah satu rumah bedeng ini, mereka bermain di depan rumah sini, yang satu lagi lewat di jalan ini,” jelasnya.
Kombes Pol Eko mengatakan bahwa, tembok pembatas sekolah tersebut dibangun pada tahun 1980, dan sudah selayaknya untuk dilakukan renovasi.
“Kita mengimbau masyarakat yang terdampak untuk sementara kita ungsikan di Masjid dan kantor kelurahan,” kata dia. (zen)