Mentan: Modernisasi Pertanian Tekan Biaya Hingga 70 Persen

Minggu 13 Oct 2024 - 20:38 WIB
Reporter : Antara
Editor : Rizal Zebua

JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa modernisasi pertanian mampu menekan biaya produksi hingga 70 persen, meningkatkan efisiensi, serta mempercepat proses budi daya untuk mendukung ketahanan pangan nasional.


"Sekarang saatnya kita operasikan alat panen (modern), sehingga menekan biaya 60 sampai 70 persen kemudian losses berkurang 20 persen. Biaya murah dan pastinya meningkatkan produksi," kata Mentan dalam keterangan, di Jakarta, Minggu.

BACA JUGA:Mentan Target Swasembada Pangan Dalam Tiga TahunLlewat Petani Muda

BACA JUGA:Sempat Kabur, Ini Kronologis Pengkapan Helen si Bandar Besar Narkoba Asal Jambi


Mentan menekankan hal itu kepada petani yang ada di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel). Baginya modernisasi sebagai kunci peningkatan produksi pertanian.


Meski begitu, Mentan tidak menyebutkan secara rinci berapa biaya dalam nominal rupiah yang dapat dihemat jika menerapkan pertanian modern.


“Kita harus bertransformasi menuju pertanian modern. Proses usaha tani akan lebih efisien dan biaya produksi juga lebih murah,” ujar Amran pula.


Mentan pun mempraktikkan secara langsung bagaimana cara penggunaan alat mesin pertanian (alsintan), salah satunya combine harvester saat melakukan panen.


Ia menegaskan dengan menggunakan alat dan mesin pertanian modern seperti combine harvester, produksi padi akan meningkat.


Mentan menambahkan, dalam meningkatkan produksi pertanian demi mencapai swasembada pangan, pihaknya melakukan pompanisasi di seluruh wilayah Indonesia.


Dia menerangkan, pompanisasi merupakan upaya Kementan dalam rangka penambahan areal tanam (PAT) yang dikonsentrasikan di daerah-daerah sentra produksi, termasuk di Sulsel.


Sulsel merupakan penghasil beras nomor 4 nasional. Realisasi PAT di Sulsel telah mencapai 97,53 persen dengan luasan 106.710 hektare dari total target 109.412 hektare berdasarkan data Kementan.


Sementara untuk Kabupaten Gowa yang merupakan kawasan penopang pangan di bagian selatan Sulsel capaian luas tambah tanam (LTT) sudah lebih dari 100 persen yaitu 71.230 hektare dari target 70.087 hektare.


Basri, salah satu petani muda yang sudah sudah tiga tahun terjun di dunia pertanian mengakui bahwa penggunaan alat mesin pertanian, salah satunya combine harvester, sangat bermanfaat dan signifikan.


"Semenjak ada combine ini, kami merasa terbantu. Proses panen lebih cepat, gabah tidak banyak yang terbuang dan biaya bisa ditekan," ujar Basri.

Kategori :