WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat telah mendapatkan komitmen lebih lanjut dari Israel dalam dua hari terakhir mengenai situasi di Jalur Gaza, ungkap Gedung Putih pada Rabu,14 November 2024.
Perkembangan tersebut muncul setelah adanya laporan dari kelompok bantuan yang mengatakan Israel belum menjalani tuntutan bantuan AS dalam waktu 30 hari, menurut surat tertanggal 13 Oktober.
BACA JUGA: Sri Mulyani Kejar Potensi Pajak dari Ekonomi Bawah Tanah
BACA JUGA:Mengembalikan Wibawa KPK Evaluasi Kinerja dan Seruan untuk Reformasi
Surat yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin, menguraikan tuntutan khusus, termasuk persyaratan minimal 350 truk bantuan untuk memasuki Gaza setiap hari.
Surat itu juga meminta Israel untuk menahan diri dari mengadopsi undang-undang kontroversial yang akan melarang semua kegiatan Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA) di Israel dan wilayah pendudukan.
Delapan organisasi bantuan kemanusiaan, termasuk Anera dan Oxfam, merilis laporan pada Selasa yang menyatakan bahwa Israel "tidak hanya gagal memenuhi kriteria AS yang mengindikasikan dukungan terhadap respons kemanusiaan, tetapi juga mengambil tindakan yang secara dramatis memperburuk situasi di lapangan, khususnya di Gaza utara."
Sementara itu, Penasehat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan kepada wartawan bahwa dirinya telah bertemu Menteri Urusan Strategis Israel Ron Dermer pada Selasa untuk membahas secara rinci dan konstruktif mengenai situasi terbaru di Timur Tengah.
Menegaskan AS mendesak peningkatan jumlah bantuan kemanusiaan yang memasuki Gaza, Sullivan mengatakan "Kami telah membuat beberapa kemajuan dalam hal itu. Kami memperoleh komitmen lebih lanjut dari pihak Israel selama beberapa hari terakhir."
"Kami ingin komitmen tersebut ditindaklanjuti," katanya.
BACA JUGA:Panglima Sanksi 4.000 Prajurit TNI yang Terjerat Judi Online
BACA JUGA:Otorita IKN Teknologi Belum Siap, Kereta Otonom IKN akan Dikembalikan ke Tiongkok
"Kami yakin bahwa dapat terus menangani semua isu yang relevan, baik itu bantuan kemanusiaan atau memastikan pertahanan Israel terhadap serangan Iran atau mengupayakan gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan di Gaza, atau pada akhirnya membawa resolusi diplomatik ke Lebanon, yang tengah kami garap secara aktif," katanya. "Kami akan terus melakukannya setiap hari selama kami masih menjabat."
DIa mengatakan pemerintahan Biden telah mengirim sinyal kepada pemerintahan Trump yang akan datang bahwa mereka siap berkoordinasi dalam perjanjian sandera Gaza, menambahkan bahwa topik tersebut dibahas dalam pertemuan antara Presiden Joe Biden dan Presiden terpilih Donald Trump di Gedung Putih pada Rabu. (*)