BANDUNG - Menteri Perdagangan Budi Santoso mendorong industri teh dalam negeri memiliki daya saing dalam rangka mengejar pasar ekspor.
Budi meyakini hal tersebut bisa terealisasi mengingat produsen teh dalam negeri seperti PTPN I Regional 2 Jawa Barat memiliki kualitas yang baik dan sesuai dengan syarat standar kesesuaian makanan di negara importir seperti Kanada, Amerika Serikat, Timur Tengah (Arab Saudi).
"Seperti PTPN I bagus, artinya begini kita PTPN I itu tidak hanya mengejar untuk pasar dalam negeri tetapi, harus mengejar pasar ekspor ya karena kita punya daya saing," kata Budi saat meninjau PT Perkebunan Nusantara I Regional II Jawa Barat di Panyileukan, Bandung, Jawa Barat, Senin.
Budi juga meyakini Indonesia memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan pasar selain dalam negeri, juga ekspor mengingat lahan perkebunan teh yang luas Indonesia mampu untuk berproduksi dengan baik.
BACA JUGA:Kalahkan Sevilla 4-2, Real Madrid geser Barcelona dari posisi dua
BACA JUGA:Evaluasi dan fokus kembali ke Kualifikasi Piala Dunia 2026
"Kita punya kebun yang kemudian bisa memproduksi sehingga jangan sampai kita tidak bisa ekspor," katanya.
Budi juga mengatakan agar hasil teh dalam negeri memiliki daya saing tinggi, Pemerintah Indonesia akan membantu dalam hal pemasaran ke mancanegara dan akan berkomunikasi dengan seluruh perwakilan di negara-negara lain seperti Uni Eropa dengan harapan pasar teh dalam negeri bisa menjangkau lebih luas.
"Kita bisa memenuhi standar negara importir, dan pasar ekspor kita besar. Jadi ke depan kita terus akan bantu melalui perwakilan kita yang ada di luar negeri, melalui atase dan perwakilan negara kita di luar negeri untuk memasarkan produk-produk dari PTPN ini. Tidak hanya negara-negara yang sudah dimasuki pasarnya, tapi negara-negara lain, nanti juga setiap bulan ada 'business matching'," ujarnya.
Budi juga berpesan kepada produsen teh kemasan seperti PTPN I Regional Jawa Barat untuk terus meningkatkan daya saingnya, terlebih saat ini mulai banyak teh impor yang masuk ke Indonesia.
BACA JUGA:Nuggets taklukkan Pelicans di overtime
BACA JUGA:Srikandi Berkarya Rayakan Hari Ibu
"Untuk menghadapi impor, caranya daya saingnya harus bagus, teh kita harus bagus, daya saing bagus lebih enak kualitasnya lebih bagus, hanya itu cara untuk menggunakan persaingan," tuturnya.
Dalam kunjunganya ini, Budi didampingi Pj Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin meninjau langsung usaha hilir berupa tempat produksi dan penjualan ritel teh kemasan PTPN I Regional 2 Jawa Barat yang memproduksi dan melakukan penjualan ritel Teh kemasan dengan merek Walini, Goalpara, Gunung Mas dan Nusakita.
Kunjungan ini, bagian dari kunjungan kerja Mendag Budi Santoso di Bandung ke berbagai bidang usaha ini adalah dalam rangka meninjau dan pemantauan harga dan pasokan bahan pokok menjelang Natal dan tahun baru, apresiasi tertib ukur SPBE serta kegiatan pemasaran komoditas teh terutama di PTPN I Regional 2 Jawa Barat.
Seperti diketahui Industri Hilir Teh (IHT) adalah Unit eks PTPN VIII yang saat ini sudah merger menjadi PTPN 1 Regional 2 Jawa Barat, merupakan unit retail PTPN I yang memproduksi teh kemasan celup dan seduh, kegiatan usaha unit IHT adalah mulai dari Pengemasan sampai dengan Pemasaran dan penjualan Produk Hilir.
BACA JUGA:4 Kue Tradisional Saat Perayaan Natal dari Berbagai Negara
BACA JUGA:Liburan Akhir Tahun Tanpa Bikin Dompet Tipis
Selain memproduksi dengan Teh kemasana merek sendiri (Walini, Goalpara, Gunung mas dan Nusakita) IHT juga melayani kegiatan maklun teh kemasan, dan yang sekarang dikembangkan adalah penjualan Blanded tea, dimana pemasarannya tidak hanya untuk pasar Domestik tetapi juga pasar luar negeri (eksport). Saat ini Teh Merek Walini sudah dapat di jumpai di beberapa negara, seperti Kanada, Amerka, Uni Emirat Arab dan Rumania.
PT Perkebunan Nusantara I Regional 2 merupakan anggota dari PT Perkebunan Nusantara I yang merupakan Anak Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunanusantara (Persero) yang bergerak di bidang usaha agro industri, terutama komoditas teh, komoditas karet, indistri hilir teh dan agrowisata.
Kegiatan usaha mereka meliputi pembudidayaan tanaman, pengolahan/produksi, dan penjualan komoditi perkebunan Teh, Karet dan Kelapa Sawit. Pusat kegiatan usaha berada di Kantor Direksi Jl. Sindangsirna No. 4 Bandung, Jawa Barat dengan kebun/unit usaha yang dikelola sebanyak 24 kebun yang tersebar di 11 Kabupaten/Kata di Propinsi Jawa Barat (Bogor, Sukabumi, Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Subang, Purwakarta, Garut, Tasikmalaya dan Ciamis) dan 2 Kabupaten di Provinsi Banten (Lebak dan Pandeglang).(*)