15 Ribu Hektare Lahan Sawah Tak Dimanfaatkan, Jambi Siapkan Strategi Pertumbuhan Wilayah Demi Ketahanan Pangan

ILUSTRASI: Dari 69.960 hektare lahan sawah di provinsi jambi, 15 ribu hectare tidak termanfaatkan.-IST/JAMBI INDEPENDENT-Jambi Independent
JAMBI - Pemerintah Provinsi Jambi melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jambi merumuskan strategi pertumbuhan wilayah untuk memperkuat ketahanan pangan daerah. Strategi itu dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD) Strategi Pertumbuhan Wilayah untuk Mendukung Ketahanan Pangan Provinsi Jambi.
Dalam FGD itu menekankan pengembangan kawasan strategis, peningkatan produktivitas pertanian, dan penanganan inflasi yang kerap dipicu komoditas pangan.
Kepala Bidang (Kabid) Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Bappeda Provinsi Jambi, Ahmad Subhan mengatakan bahwa berdasarkan data BPS menunjukkan produksi padi tahun 2024 mencapai 281,02 ribu ton gabah kering giling, naik 1,84 persen dari tahun sebelumnya. Namun, tantangan tetap ada.
“Alih fungsi lahan dan keterbatasan sarana prasarana masih menekan produktivitas,” kata.
BACA JUGA:25 Napi Asal Jambi Pindah ke Nusakambangan, Kerap Berbuat Onar dan Melanggar Aturan
BACA JUGA:Semarak Sunmori Merdeka, Gubernur Al Haris Riding Bersama Forkopimda Jambi
Dari total 69.960 hektare sawah di Jambi, lebih dari 15 ribu hektare tak termanfaatkan, termasuk 9.579 hektare lahan tidur.
Pemerintah Provinsi Jambi tengah menyiapkan langkah percepatan cetak sawah baru seluas 12.279 hektare pada 2025. Namun, realisasi pembangunan irigasi baru menyentuh 19,64 persen.
“Kita targetkan optimalisasi lahan bisa meningkatkan indeks ketahanan pangan sekaligus mengendalikan inflasi,” katanya.
Sementara, Indeks Ketahanan Pangan Jambi pada 2024 tercatat 74,94, naik dari 72,17 pada 2023. Kota Sungai Penuh menjadi daerah dengan capaian tertinggi, sementara Muarojambi, Tanjab Barat, dan Sarolangun masih berada di kategori rentan.
Adapun, inflasi pangan menjadi pekerjaan rumah utama. Cabai merah, bawang merah, dan beras tercatat sebagai penyumbang terbesar.
Oleh karena itu, Pemprov Jambi mendorong intensifikasi lahan, optimalisasi dua kali tanam setahun, dan kemitraan petani dengan swasta maupun BUMDes.
Ia menekankan bahwa strategi ini bukan hanya soal pangan, tapi juga daya saing wilayah.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa provinsi Jambi juga melakukan pengembangan koridor pertumbuhan baru SENTUSA (Sengeti- Tungkal- Sabak), kawasan komoditas unggulan sawit dan karet, serta pariwisata di Muaro Jambi dan Kerinci digadang-gadang jadi motor ekonomi baru.