Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengajukan inisiatif untuk penyelesaian perdamaian bagi konflik di Ukraina. Moskow akan segera menghentikan tembakan dan menyatakan kesiapan untuk bernegosiasi setelah pasukan Ukraina mundur dari wilayah baru Rusia.
Selain itu, presiden Rusia tersebut menambahkan bahwa Kiev harus menyatakan tidak berniat niat untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Pemerintah Ukraina juga diminta melakukan demiliterisasi dan denazifikasi, serta menerima status netral, non blok, dan non nuklir.
Selain itu, Putin juga menyebutkan pentingnya pencabutan sanksi terhadap Rusia.
Setelah serangan teroris oleh Angkatan Bersenjata Ukraina di wilayah Kursk, Putin menyatakan negosiasi dengan pihak yang “secara membabi buta menyerang warga sipil, infrastruktur sipil, atau mencoba menciptakan ancaman terhadap fasilitas tenaga nuklir” tidak mungkin dilakukan.
BACA JUGA:Dipanggil Penyidik, 2 Pelaku Perusakan TPS Mangkir
BACA JUGA:30 Narapidana Lapas Jambi Terima Remisi Natal 2024
Penasihat Kremlin Yuri Ushakov kemudian mengatakan bahwa proposal perdamaian yang diajukan Moskow untuk penyelesaian konflik Ukraina, yang sebelumnya diusulkan oleh kepala negara Rusia itu, tidak dibatalkan.
Namun karena ada "petualangan seperti ini," Rusia menyatakan tidak akan berbicara dengan Ukraina. (*)