Polres Kerinci diam - diam sedang menangani kasus dugaan korupsi dalam pengadaan kapal wisata Kerinci Sakti, yang diduga tak sesuai spek. Karena belum satu tahun, kapal tersebut sudah tak bisa digunakan lagi.
Kasat Reskrim Polres Kerinci, AKP Very Prasetiawan ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa saat ini polres telah mengusut kasus dugaan korupsi kapal Kerinci Sakti Wisata bantuan Provinsi Jambi untuk Kabupaten Kerinci itu.
Ia mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu hasil audit kerugian negara dari Inspektorat Provinsi.
"Selasa (3/2) besok akan dilakukan ekspos di Inspektorat Provinsi," katanya.
Sementara itu, Selhanuddin, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kerinci terkait dengan olengnya kapal tersebut mengatakan, kapal itu langsung dikelola oleh desa karena tak ada kaitan dengan Dinas Pariwisata Kerinci.
“Terkait kapal wisata tersebut, itu bantuan dari Provinsi Jambi langsung ke Desa Tanjung Tanah. Jadi langsung bae konfirmasi ke desa tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, Mat Sanusi, Inspektur PEmbantu Khusus (Irbansus) Inpsketorat Provinsi Jambi mengakui pihaknya memang sedang melakukan audit investigasi terhadap kapal bantuan untuk Desa Tanjung Tanah itu. Dia menyebutkan, ada permintaan dari Polres Kerinci, agar Inspektorat Provinsi Jambi melakukan audit.
“Memang ada permintaan audit investigasi. Sekarang sedang berproses. Hasilnya nanti akan kami sampaikan ke Polres sana, kami akan ekspos ke Polres Kerinci,” katanya.
Audit sendiri, menurutnya telah mulai dilakukan sejak awal Januari lalu. Dia menyebtukan, tim inspektorat sudah ke lokasi tempat kapal itu pada 2 Januari lalu.
“Kami tidak bisa menyampaikan hasil investigasi. Karena masuk tahapan penyelidikan apparat hukum. Nanti bisa ditanyakan langsung ke Polres, setelah hasilnya kami ekspos ke Polres,” pungkasnya.
Diketahui sebelumnya, kapal wisata Kerinci Sakti senilai Rp 1,2 miliar itu, merupakan bantuan dari Pempeov Jambi, melalui Dinas Pariwisata Provinsi Jambi tahun 2023 lalu. Kapal wisata itu, diserahterimakan pada Maret 2024.
Informasi yang diterima media ini dari warga Tanjung Tanah, kapal tersebut hanya beroperasi selama satu pekan saja sejak diresmikan oleh Gubernur Jambi. Setelah itu, tidak digunakan lagi karena nahkoda kapal takut lantaran kapal tidak stabil atau oleng. Saat ini kapal hanya terdampar di pinggir danau Kerinci di Desa Tanjung Tanah.
Salah seorang warga Soni, mengatakan, lambung kapal sudah dimasuki air. Diduga kuat, kayu yang digunakan tidak berkualitas baik.
“Kapal hanya bersandar di dermaga kayu dengan diikat dengan menggunakan tali. Selain itu, kursi - kursi terlihat tidak berada pada posisinya, dan kapal miring,” katanya. (sap/enn)